Loading

Ketik untuk mencari

Yaman

Kilang Minyak Saudi Dihantam Rudal Yaman, Washington Lebih Syok Ketimbang Riyadh

Kilang Minyak Saudi Dihantam Rudal Yaman, Washington Lebih Syok Ketimbang Riyadh

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, serangan rudal Tentara dan Komite Rakyat Yaman ke Aramco pada Senin 23 November lalu, kian membuktikan keringkihan dan kerentanan Saudi dalam perang melawan Yaman.

Kendati serangan rudal itu merupakan pukulan telak bagi Riyadh dan sekutunya, namun para pakar berpendapat, operasi itu telah memunculkan polemik baru bagi AS dalam hubungannya dengan Saudi.

Situs berita Yaman, YNP dalam laporan eksklusifnya menyatakan, tampaknya serangan rudal ke sebuah pusat strategis di dalam wilayah Saudi ini lebih membuat Washington syok ketimbang Riyadh sendiri. Terlebih Saudi berusaha mengesankan serangan itu sebagai kegagalan bagi Pemerintah baru AS, hingga membuat Riyadh bersikap lebih keras terhadap Pemerintahan ini.

Menurut YNP, diserangnya kilang minyak Aramco, dengan melihat pemilihan waktunya, memiliki banyak aspek, yang menunjukkan bahwa Sanaa ingin mengingatkan Riyadh soal lapuknya tali dukungan AS untuk Saudi; AS yang mendesak Saudi untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, dan sebagai imbalannya, mencantumkan nama Ansharullah dalam daftar kelompok terorisme.

Melalui serangan rudal sukses ini, tulis YNP, Sanaa memberitahu Riyadh bahwa AS tidak bisa melindungi Riyadh dari konsekuensi-konsekuensi agresi ke Yaman. Apalagi saat ini, Yaman memiliki sistem rudal yang lebih canggih dan tangguh, sehingga bisa berbuat lebih banyak lagi demi mewujudkan tujuannya.

“Ada kemungkinan bahwa pesan serangan rudal ini berkaitan dengan pertemuan Putra Mahkota Saudi dan PM Israel, atau dengan peringatan-peringatan sebelum ini terkait ditargetkannya fasilitas minyak Ma’rib menjelang dikuasainya kawasan itu oleh Tentara Yaman.”

“Mungkin Saudi ingin membebaskan diri dari kesepakatan dan janji-janji yang pernah diberikannya kepada Donald Trump, yang masa kekuasaannya mulai berakhir. Kekhawatiran AS akibat serangan terbaru Yaman ini bisa dilihat dari statemen-statemen Dubes AS di Riyadh”, tulis YNP.

“Barangkali pengiriman pesawat B-52 AS ke Timteng bertujuan untuk menenangkan hati Saudi, yang telah menggunakan semua kartunya dalam agresi atas Yaman. Namun yang jelas adalah Riyadh akan menggunakan serangan terbaru Sanaa untuk menekan Pemerintahan Trump, agar mengambil langkah-langkah konkret dalam perang di Yaman sebelum menyerahkan kekuasaan kepada Joe Biden Januari mendatang,” pungkas YNP.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *