Loading

Ketik untuk mencari

Amerika

Koran Terkemuka AS: CIA Ingatkan Agennya, Resep ‘Anti Corona’ Trump Bisa Picu Risiko Kematian Seketika

2372004080030979907_4964755.jpg

POROS PERLAWANAN – Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) mengimbau agennya mewaspadai penggunaan obat yang “diresepkan” Trump, namun tidak direkomendasikan oleh lembaga kesehatan, Al-Mayadeen melaporkan.

Sementara itu Trump tetap berkukuh mengindikasikan, bahwa obat penyakit malaria mungkin saja terbukti efektif melawan virus Corona baru (Covid-19).

Meski demikian, CIA tetap memperingatkan seluruh agennya agar tidak menerapkan resep Trump untuk memerangi virus Corona tersebut.

“Hydroxychloroquine dan Azithromycin punya efek samping yang bisa mengakibatkan kematian mendadak atau seketika,” tegas mereka.

The Washington Post melaporkan pada Selasa 14 April di situs webnya, bahwa peringatan itu diterbitkan oleh agensi pada akhir Maret di situs web khusus untuk karyawan mereka, dan menyerukan agar berhati-hati untuk tidak menggunakan obat yang tidak direkomendasikan oleh lembaga kesehatan.

Sebelumnya, Presiden Trump menyatakan, bahwa resep “Hidroxychloroquine yang dikombinasikan dengan antibiotik Azithromycin mungkin terbukti efektif untuk melawan virus Corona yang baru.”

Sementara itu ahli medis mengatakan, “Tidak ada bukti konklusif, bahwa apa yang disarankan Trump itu efektif.”

Menanggapi sejumlah pertanyaan banyak karyawan, tentang laporan media yang mengindikasikan kombinasi dua obat tersebut efektif melawan Corona, surat kabar itu menyatakan, “Pada tahap ini, penggunaan obat oleh pasien, hanya direkomendasikan oleh dokter spesialis, berdasarkan survei yang ia lakukan.”

Menurut The Washington Post, seorang Juru bicara CIA menolak mengomentari tenaga kerja internal, pada hari peringatan itu dirilis, sebagai tanggapan kepada staf yang bertanya, “apakah mereka harus mimum obat tenpa resep dokter.”

Peringatan itu muncul seminggu pasca Presiden Trump merilis pendapat pribadinya terkait obat anti Corona di konferensi pers Gedung Putih (03/04/20). “Tampaknya, Hydrochloroquine menunjukkan beberapa hasil yang baik,” ujar Trump kala itu.

Pada tanggal 5 April, Trump lagi-lagi membuat khawatir para ahli kedokteran dengan pernyataannya, “Anda harus pergi ke dokter Anda untuk mendapat persetujuan… Saya bukan dokter, tapi saya memiliki akal sehat.”

Surat kabar itu menyatakan, bahwa Hydrochloroquine telah digunakan selama beberapa dekade untuk mengobati malaria, juga untuk mengobati lupus dan rheumatoid arthritis. Namun belum jelas, apakah obat itu efektif untuk melawan virus Corona. Dari berbagai studi awal, konon hanya ada satu pasien yang sembuh usai mengonsumsi obat tersebut.

Para ahli pun mengingatkan efek samping obat itu, seperti efek aritmia (gangguan irama jantung) yang bisa berakibat fatal.

Sementara penelitian baru di Brazil tentang Chloroquine yang mirip dengan Hydroxychloroquine dihentikan lebih awal, sebab sejumlah orang yang mengikuti tes mengalami masalah jantung serius.

Bulan lalu, BPOM Amerika memberikan persetujuan darurat atas upaya pemerintahan Trump mendistribusikan jutaan dosis obat anti-malaria ke rumah sakit seluruh negeri AS, dengan dalih, “Pengujian perawatan yang belum dikonfirmasi, layak memperlambat penyakit pada pasien kritis.”

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *