Kremlin: Washington Bukan dalam Posisi untuk Dikte Riyadh
POROS PERLAWANAN-Jubir Istana Kremlin Dmitry Peskov menanggapi statemen bernada ancaman AS terhadap Saudi, lantaran keputusan Riyadh untuk mengurangi produksi minyak.
Diberitakan Fars, Peskov dalam jumpa pers di Kremlin mengatakan, Saudi adalah sebuah negara independen yang bisa mengambil keputusan soal ekonominya dan tidak butuh peringatan atau nasihat selainnya.
Sebelum ini, Washington Post menukil dari dokumen-dokumen rahasia bahwa Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman bereaksi keras terhadap ancaman Washington. Bin Salman mengatakan bahwa AS bisa saja “menghadapi konsekuensi-konsekuensi ekonomi serius.”
Saat ditanya tentang laporan ini, Jubir Istana Kepresidenan Rusia menjawab,”Saudi adalah seorang pemain sangat penting di pasar internasional energi. Tentu negara independen ini bisa mengambil keputusan secara mandiri terkait ekonominya. Tak seorang pun, bahkan AS sekalipun, yang berhak menceramahi atau menasihati Saudi soal cara mengambil keputusan.”
Sementara itu, Menhan Rusia Sergey Shoigu menyatakan bahwa serangan terbaru Ukraina terhadap pasukan Rusia telah gagal.
Dalam statemennya, Shoigu berkata bahwa pasukan Ukraina kembali berusaha mematahkan pertahanan Rusia di kawasan Zaporizhia. Namun pasukan Rusia berhasil menghentikan serangan itu dengan melancarkan operasi antisipatif.
Sejak beberapa bulan lalu, Ukraina mengeklaim akan menggunakan tank, kendaraan lapis baja, dan senjata-senjata pemberian Barat lainnya untuk melancarkan serangan demi merebut kembali sejumlah wilayah yang dikuasai Rusia.
Kantor berita Sputnik melaporkan, Shoigu berkata bahwa pasukan Ukraian dipukul mundur dalam upayanya menyerang dari 4 arah. Ia menambahkan, pasukan Ukraina terpaksa mundur setelah menderita kerugian besar. Menurut Shoigu, Tentara Ukraina dalam serangan ini kehilangan 30 tank, 11 panser baja, dan kurang lebih 1.000 personel.
