Layaknya ‘Satu Rezim dengan Tujuan Serupa’, Israel Bertempur di Yaman dengan Topeng UEA
POROS PERLAWANAN – Selama berlangsungnya perang di Yaman dalam 7 tahun terakhir ini, berbagai laporan menyebut kehadiran dan peran Israel di balik UEA di sejumlah kawasan strategis Yaman.
Dilansir Fars, banyak pihak memperingatkan bahwa UEA menggunakan cara yang sama persis dengan strategi Rezim Zionis saat menduduki Palestina di kawasan-kawasan strategis Yaman. Pada dasarnya, UEA secara resmi mengikuti jejak Israel.
Situs Ansharullah memuat artikel yang ditulis oleh Abdurrahman Murad terkait masalah ini. Murad menyebut UEA dan Israel sebagai dua sisi koin serta memiliki satu tujuan. Dengan kata lain, keduanya adalah satu rezim dan satu lembaga. Israel dinyatakan menggunakan topeng sebuah negara Arab untuk mengambil alih kontrol dan manajemen urusan di Kawasan.
“Membedakan antara UEA dan Israel adalah tindakan bodoh, sebab mereka adalah satu rezim dan melakukan pekerjaan-pekerjaan serupa. Apa yang tidak bisa dilakukan Israel, akan dikerjakan oleh UEA. Begitu pula sebaliknya,” tulis Murad di awal artikelnya.
“Ketika UEA mengibarkan benderanya di pulau Socotra, semua tahu ada bendera Israel di baliknya. Israel dengan segera mendeklarasikan kehadirannya di pulau itu dengan berbagai bentuk dan dalih, termasuk tur wisata dan pembuatan film dokumenter di Socotra. Dari sisi ekonomi, Israel juga beraktivitas dalam perusahaan pengembangan, investasi, dan layanan yang bekerja dengan bendera UEA dan berada di bawah bendera bintang Israel.”
“Dalam kamus agresi ke Yaman, UEA tidak lain adalah Israel dengan semua gudang senjata militer dan teknologi Angkatan Udaranya. Hanya saja semua ini ditampilkan dengan bendera UEA. Sudah jelas bahwa UEA adalah wajah Arab bagi Israel, yang mengelola gerakan normalisasi dan mengatur kepentingannya di Kawasan melalui gerakan ini.”
Di akhir artikelnya, Murad menulis, ”Kita tengah berperang melawan Israel di Yaman. Namun Israel memerangi kita dari balik dinding-dinding UEA. Ini adalah salah satu fakta yang menjelaskan realita. Slogan yang diserukan rakyat Yaman menunjukkan pemahaman bangsa ini terhadap esensi asli perang ini. Suatu hari nanti, hal ini akan menjadi gamblang. Meski kenyataan itu jelas, namun banyak orang yang tidak mau memahaminya.”
