Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Manuver Kontradiktif NATO Demi Hidupkan Kembali Bangkai ISIS di Irak dan Suriah

POROS PERLAWANAN – Dilansir al-Alam, Sekjen NATO Jens Stoltenberg pada Kamis 18 Februari mengumumkan akan menambah jumlah pasukannya di Irak hingga 8 kali lipat. Namun sehari sebelumnya, Tentara Suriah pada Rabu menemukan gudang besar milik ISIS yang berisi sejumlah ton senjata dari NATO.

Wakil Angkatan Bersenjata Rusia di Suriah pada 17 Februari menyatakan, berkat operasi pengintaian dan intelijen Tentara Suriah yang didukung drone-drone Rusia di kawasan gurun timur Homs, mereka telah menemukan sebuah gudang senjata besar yang digunakan ISIS untuk melakukan aksi teror di Provinsi Homs dan Deir ez-Zour.

Menurutnya, Tentara Suriah menemukan 36 pucuk senjata otomatis ringan dan senapan mesin, 7 senapan mesin berat, satu pucuk RPG dengan 28 peluru, sistem rudal antitank, 87 ranjau dan bom, hampir 40 kg bahan peledak, dan lebih dari 22 ribu peluru tajam di gudang tersebut. Sebagian dari perangkat perang itu adalah buatan negara-negara anggota NATO.

Sejumlah bukti mengungkap dukungan negara-negara Barat terhadap ISIS di Suriah, terutama di kawasan gurun, yang hampir tiap hari menjadi ajang pertempuran antara Tentara Suriah melawan para teroris ISIS. Meski begitu, NATO berencana menambah jumlah pasukannya hingga 8 kali lipat atas permintaan AS dan dengan dalih “memerangi ISIS”.

Di hari terakhir pertemuan para Menhan NATO di Brussells, Stoltenberg mengumumkan bahwa NATO akan menambah jumlah serdadunya dari 500 menjadi 4 ribu personel.

“Hari ini kami membicarakan rencana penambahan dan pengembangan misi pelatihan NATO untuk menyokong Tentara Irak. Kami ingin memastikan bahwa ISIS tidak kembali lagi,” ujar Stoltenberg.

Apakah NATO di Suriah mendukung ISIS untuk memerangi Tentara Suriah dan para sekutunya, tapi memerangi ISIS di Irak? Ataukah NATO berusaha mencegah pembasmian ISIS di Irak demi menjadikannya sebagai dalih agar bisa tetap eksis di negara tersebut?

Apakah NATO berpikir bahwa rakyat Irak sudah lupa bahwa di tahun 2014 lalu, di saat ISIS mendekati gerbang Baghdad, para anggota NATO dan AS telah menolak permintaan bantuan Irak? Bahkan AS, yang sudah meneken kesepakatan pertahanan dan bantuan persenjataan dengan Baghdad, menanggapi permintaan bantuan itu dengan mengatakan bahwa senjata-senjata itu akan dikirim, tapi pada tahun 2020, bukan tahun 2014!

Orang beriman tidak akan jatuh di lubang yang sama untuk kedua kalinya. Era ISIS telah berakhir. AS dan NATO harus tahu bahwa mereka tidak bisa lagi menghidupkan bangkai ISIS yang sudah ditumpas Poros Perlawanan.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *