Medan-medan Ranjau, Perangkap Mematikan Rusia di Jalur Tentara Ukraina
POROS PERLAWANAN – Penempatan ranjau-ranjau darat dalam jumlah besar oleh pasukan Rusia telah berdampak secara signifikan dalam perang melawan Ukraina. Ranjau-ranjau ini memaksa Militer Ukraina mengubah strategi dan taktik mereka untuk melewati ancaman mematikan ini.
Dikutip Fars dari Business Insider, kerapatan ranjau-ranjau di garis depan sangat mencengangkan. Dari sebagian kawasan dilaporkan bahwa Rusia memasang hingga 5 ranjau di setiap satu meter persegi. Para petinggi Ukraina mernyebut medan-medan ranjau ini sebagai “hal edan” yang telah menciptakan sebuah tantangan bagi pasukan Ukraina.
Salah satu hal yang memicu ketakutan pada medan-medan ranjau ini adalah struktur multilapis yang dibuat oleh pasukan Rusia. Taktik ini berupa penempatan sejumlah ranjau di atas ranjau lain dan merupakan penghalang besar, yang bukan hanya mengganggu proses penjinakan ranjau, tapi juga menjadi ancaman langsung untuk perangkat penjinak ranjau.
Kerumitan medan-medan ranjau ini memaksa sejumlah serdadu Ukraina untuk mengambil keputusan sulit. Mereka meninggalkan tank-tank buatan Barat dan memilih berjalan kaki agar selamat dari perangkap-perangkap mematikan ini.
Medan-medan ranjau ini sangat luas. Diperkirakan bahwa Rusia telah menciptakan medan ranjau terluas di dunia. Luasnya medan ranjau ini, ditambah penempatannya secara strategis dan penggunaan jebakan-jebakan ledak mematikan, telah mampu membendung operasi serangan balik Ukraina secara signifikan.
Rusia menggunakan ranjau-ranjau ledak, ranjau perbatasan, dan ranjau antitank. Masing-masing jenis ranjau ini menyebabkan berbagai kerusakan, baik terhadap para serdadu musuh atau perangkat militer mereka.
Kendati ranjau adalah warisan perang abad ke-20, namun senjata ini masih memainkan peran destruktifnya, ditambah dengan biaya irit, gampang diproduksi, serta efektivasnya. Merupakan sebuah kenyataan pahit bahwa senjata-senjata yang tampak kuno ini masih merupakan sarana tangguh dan mematikan di medan-medan perang modern.
