Media Prancis Ungkap Proyek Berbahaya Militer AS: Bom Kimia yang Bisa Ubah Tentara Musuh Jadi Gay
POROS PERLAWANAN– Sebuah media Prancis, Le Point menyatakan, para ahli di Militer AS pada tahun 1990 berencana membuat sebuah bom kimia tertentu, yang jika dilepaskan akan membuat serdadu musuh saling tertarik satu sama lain secara seksual, hingga menyebabkan kinerja mereka dalam perang merosot.
“Ide pembuatan bom semacam ini kembali ke tahun 1990 di Ohio, yaitu ketika Laboratorium Wright, yang memiliki ratusan ahli berpengalaman, bertanggung jawab untuk merancang, membuat, dan mengembangkan teknologi yang dibutuhkan Angkatan Udara AS. Salah seorang dari ahli di sana menggulirkan gagasan “bom homoseks,”” tulis Joseph Le Corre di Le Point, diberitakan al-Alam.
Berdasarkan laporan Le Point, Laboratorium Wright meminta dana sebesar 7,5 juta Dolar dari Badan-badan Militer AS untuk membuat dan memproduksi bom tersebut.
Para ahli Laboratorium Wright menyatakan, senjata ini adalah “model yang tidak menyenangkan.” Namun tidak mematikan dan merupakan stimultan yang kuat. Apalagi bahan kimia ini menyebabkan perilaku homoseksual.
Dalam proyek ini, diusulkan untuk memproduksi 2 jenis bom. Salah satunya untuk menarik “tikus-tikus murka” ke basis musuh sehingga membuatnya tidak bisa ditempati lagi. Sementara jenis lain akan mengacaukan orientasi seksual serdadu musuh, namun tidak mematikan.
Menurut Le Point, Kemenhan AS (Pentagon) membawa usulan produksi bom ini ke tingkat tertinggi referensi ilmiah dan pada tahun 2002 mengajukannya kepada Akademi Nasional Sains.
Setelah mendapatkan dukungan dari pihak-pihak terkait, Pentagon dalam statemennya menyatakan,”Kemenhan AS berkomitmen untuk mengenali, meriset, dan mengembangkan senjata-senjata tidak mematikan guna menyokong para serdadu pria dan wanita kita di perang.”
Meski demikian, proyek ini tidak pernah sampai ke tahap eksekusi.
“Lantaran gagasan semacam ini, Laboratorium Wright di tahun 2007 mendapatkan penghargaan parodi ‘Ig Nobel’, yang dikenal sebagai “hadiah Nobel untuk orang-orang idiot,” tulis Le Point.
