Menteri Ekstremis Israel Akui Komandan Hamas Pegang Kendali Perang
POROS PERLAWANAN– Dikutip Mehr dari al-Jazeera, Menkeu Israel Bezalel Smotrich mengkritik kinerja Kabinet Perang Rezim Zionis dan mengatakan,”Faktanya bahwa setelah 41 hari perang, (Yahya) al-Sinwar masih mampu melakukan perundingan dan menentukan syarat-syarat pembebasan sandera.”
“Ini berarti bahwa kita tidak berada di jalur yang benar. Sudah tiba saatnya bagi Kabinet Perang untuk menunjukkan lebih banyak ketegasan”, imbuh Menteri Israel yang dikenal radikal ini.
Berbarengan dengan dukungan global terhadap Palestina, penyanyi ternama Norwegia, Hillary Alisson dalam konsernya mengibarkan bendera Palestina. Dia mengatakan,”Ini bukan sekadar bendera. Ini adalah bendera bangsa terkuat di dunia. Ini adalah bendera Palestina. Mereka saat ini berada di ambang genosida, anak-anak mereka dibombardir, dan keluarga-keluarga tercerai berai. Tak ada internet, makanan, atau air. Kita di tahun 2023 harus mengatakan bahwa serangan ke Gaza harus segera dihentikan. Merdeka Palestina!”
Harian Washington Post mengutip dari seorang diplomat Eropa melaporkan, Rezim Zionis tidak menemukan bukti apa pun tentang aktivitas pejuang Palestina di rumah sakit al-Shifa, Gaza.
Diplomat yang enggan identitasnya disebutkan itu menyatakan, tak ada terowongan atau pusat komando apa pun di bawah rumah sakit al-Shifa, seperti yang kerap diklaim oleh Tentara Israel sebelum ini. Oleh karena itu, imbuhnya, Barat menekan Israel agar bersedia menerima gencatan senjata.
Sementara itu Sputnik melaporkan bahwa Dewan Hubungan AS-Islam (CAIR) mengutuk operasi militer Tentara Israel di rumah sakit al-Shifa. CAIR menyebut Washington telah memberi lampu hijau untuk operasi tersebut.
Kepala al-Shifa, Abu Sulaima menyatakan bahwa Tentara Israel hanya menemukan para pasien dan pengungsi Palestina di rumah sakit tersebut. Sebab itu, mereka merusak alat-alat kedokteran.
“Tentara Israel sekarang sudah keluar dari dalam rumah sakit. Namun tank dan pasukan musuh masih berada di sekitar rumah sakit”, kata Abu Sulaima.
