Loading

Ketik untuk mencari

Amerika

Operasi Militernya ‘Buru Pemimpin Baru ISIS’ Ketahuan Tewaskan Warga Sipil Suriah, AS Pilih Bungkam

POROS PERLAWANAN – Para netizen dan aktivis medsos mengecam pedas langkah Pemerintah AS yang memilih bungkam soal tewasnya warga sipil dalam operasi yang diklaim telah membunuh Pemimpin ISIS.

Diberitakan Fars, operasi yang dilancarkan AS di Suriah itu menewaskan 13 warga sipil, termasuk 10 wanita dan anak-anak.

Presiden AS, Joe Biden dalam statemennya Kamis 3 Februari mengumumkan, Pemimpin baru ISIS, Abu Ibrahim al-Qurashi, telah terbunuh dalam sebuah operasi militer di barat laut Suriah. Menurut situs Time, operasi di desa Atmeh di sekitar perbatasan Suriah ini berlangsung sekitar 2 jam.

Para petinggi AS dalam berbagai statemen memfokuskan pada poin bahwa tidak ada orang AS yang menjadi korban dalam operasi ini. Dengan cara ini, mereka berusaha mengalihkan perhatian publik dari tewasnya sejumlah warga sipil lain dalam serangan tersebut.

Sebagai contoh, Jubir Pentagon John Kirby menyebut operasi ini sukses dan berkata, ”Tidak ada korban dari orang-orang AS. Informasi lebih rinci akan disampaikan begitu kami mendapatkannya.”

Namun berdasarkan kutipan Associated Press dari warga lokal, mereka menyaksikan jasad beberapa korban sipil di tempat terjadinya serangan. Beberapa jam kemudian, sejumlah kelompok yang aktif di Suriah melaporkan, operasi AS telah menewaskan 6 anak, 4 wanita, dan tiga orang lain.

Seperti biasa ketika upaya Pemerintah Washington gagal menutup-nutupi jatuhnya korban sipil, Biden berusaha lepas tangan dari tanggung jawab.

Dalam sebuah pidato, ia mengatakan, ”Kami meminta dari Kemenhan untuk ‘berhati-hati secara maksimal’ dalam operasi ini demi meminimalkan korban sipil. Mengingat bahwa teroris ini memenuhi sekitarnya dengan keluarga, terutama anak-anak, kami memilih untuk menggunakan pasukan khusus daripada membombardir tempat itu.”

“Tim operasi ini masih belum melengkapi laporannya. Namun kami tahu bahwa saat pasukan mendekat untuk menangkap teroris ini, dia bertindak pengecut dan meledakkan diri tanpa memedulikan keberadaan keluarga dan orang-orang lain di gedung. Bahkan bukan hanya dirinya saja, tapi meledakkan seluruh tingkat tiga gedung,” imbuh Biden.

Sikap Pemerintahan Biden memicu reaksi pedas para netizen. Seorang netizen bernama Jordan Schachtel mencuit, ”Sebuah kelompok kemanusiaan mengatakan, satu keluarga seorang anak tewas akibat operasi ini. Meski demikian, Biden berkata bahwa operasi ini berjalan sukses dan misi telah dijalankan. Harus kita lihat apakah ini akan membantu pemulihan (kinerja Biden) dalam jajak pendapat atau tidak.”

Time menulis, ada perbedaan pendapat soal jumlah korban. Sebagai contoh, Human Rights Watch (yang dekat dengan oposisi Suriah) menyebut 9 korban, termasuk 2 anak dan satu wanita. Sedangkan jurnalis yang melihat TKP, Ahmed Rehal, berkata bahwa ia melihat 12 jasad.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *