Pakar Lebanon: Insiden Penembakan Beirut Sengaja Dirancang untuk Picu Kerusuhan Besar dan Serbuan ke Parlemen
POROS PERLAWANAN – Pada Minggu 1 Juli lalu, sejumlah orang tak dikenal menembaki para pengiring jenazah salah satu anggota Hizbullah. Serangan itu menewaskan dua orang.
Dilansir Fars, usai insiden itu, Hizbullah dan mayoritas fraksi serta tokoh-tokoh politik Lebanon bereaksi keras dan menegaskan agar para pelaku serangan ini ditangkap.
Banyak pihak yang memandang insiden ini sebagai “kericuhan sektarian”. Mereka menyatakan bahwa Otoritas dan aparat keamanan Lebanon harus menyadari bahaya kejadian ini.
Seorang analis Lebanon, Qasim Qusair menilai bahwa peristiwa ini dirancang untuk memicu kerusuhan besar.
“Hingga kini berbagai faksi politik dan partai sukses mengontrol situasi. Mereka mengizinkan Tentara Lebanon untuk menangkap para pelaku serangan,” kata Qusair kepada Sputnik.
Menurut Qusair, ia berharap agar masalah ini tidak menjadi sebuah kerusuhan besar. Ia mengatakan, banyak pihak mencemaskan gentingnya situasi keamanan, yang disebabkan oleh sejumlah faktor.
Qusair menjelaskan, hari-hari ini Lebanon di ambang peringatan terjadinya ledakan besar di pelabuhan Beirut. Kelompok-kelompok masyarakat sipil berencana mengadakan unjuk rasa pada Rabu besok.
“Sejumlah informasi menunjukkan, para pengunjuk rasa berencana menyerbu Parlemen untuk menjatuhkan kedaulatan politik saat ini dan menghapus kekebalan (hukum),” tandas Qusair.
Ia juga mengaku khawatir bahwa situasi keamanan Lebanon tidak bisa dikontrol lantaran masalah-masalah politik dan ekonomi. Qusair juga mencemaskan kemungkinan pihak-pihak asing yang menyusun rencana untuk menjadikan kondisi keamanan Lebanon kian gawat.
Seraya menyebut bahwa tujuan konspirasi asing ini adalah “menekan faksi politik tertentu”, ia mengatakan, ”Kami berharap bahwa rakyat dan faksi-faksi politik Lebanon menghilangkan kekhawatiran ini dan menciptakan stabilitas keamanan… Sebab jika situasi keamanan genting, semua rakyat Lebanon akan merugi, bukan hanya kelompok tertentu.”
