Loading

Ketik untuk mencari

Iran Rusia

Pakar Rusia: Moskow Anggap Teheran sebagai ‘Sekutu’, Beda dengan Negara Lain yang Sekadar ‘Mitra’

Pakar Rusia: Moskow Anggap Teheran sebagai 'Sekutu', Beda dengan Negara Lain yang Sekadar 'Mitra'

POROS PERLAWANAN – Seorang pakar Rusia, Andrey Ontikov menilai lawatan Presiden Iran, Ebrahim Raisi ke Moskow sebagai pertanda hubungan erat dan persatuan kuat antara dua negara.

Dalam wawancara dengan Fars, Ontikov menyebut lawatan ini sebaga hal amat penting dan menambahkan, ”Lawatan (Raisi) ini bukan hanya untuk berdiskusi dengan kolega Rusianya, tapi juga mencakup pidatonya di Duma Rusia, yang merupakan sebuah kejadian langka dan sangat istimewa.”

“Para petinggi Rusia memandang Iran sebagai sekutu, yang ini juga merupakan hal langka. Sebab Rusia hanya menyebut negara-negara sahabat sebagai mitra. Sebutan sebagai sekutu menunjukkan substansi hubungan Moskow dan Teheran,” jelas Ontikov.

“Dua negara ini menyepakati banyak hal. Juga ada kerja sama bilateral berkelanjutan, yang terefleksikan dalam besarnya nilai transaksi dagang antara kedua negara,” imbuhnya.

“Kita menyaksikan kerja sama antara kedua negara dalam banyak isu regional dan internasional, seperti isu Suriah. Damaskus, Teheran, dan Moskow saling bahu-membahu dalam kesuksesan menghadapi kelompok-kelompok teroris di Suriah, sehingga negara ini bisa mempertahankan kedaulatannya.”

Ontikov juga menyinggung perundingan nuklir di Wina dan berkata, Rusia dan China bertindak sebagai perisai di hadapan tantangan-tantangan Barat, sebab dua negara ini berada di pihak Iran dalam perundingan Wina.

Soal latihan perang gabungan Rusia, Iran, dan China, Ontikov berkata, ”Latihan ini menunjukkan dalamnya hubungan ketiga negara. Bergabungnya Iran ke Organisasi Kerja Sama Shanghai menjelaskan pentingnya organisasi ini di level Kawasan, juga dalam hubungan dengan Rusia dan China.”

Menurut Ontikov, kesamaan sikap tiga negara ini dalam isu nuklir Iran berperan penting dalam menemukan solusi di perundingan Wina, serta tidak memberi peluang kepada negara mana pun untuk keluar dari kesepakatan berikutnya, sebagaimana yang pernah dilakukan AS di masa Kepresidenan Donald Trump.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *