Paranoid Dengar Statemen Hizbullah, Netanyahu Minta Para Menterinya Tutup Mulut Soal Serangan Terbaru ke Suriah
POROS PERLAWANAN – Media-media Israel pada hari Jumat 24 Juli mengabarkan, Kantor PM Benyamin Netanyahu menginstruksikan para menteri agar tidak merilis statemen terkait serangan terbaru Tel Aviv ke sekitar Damaskus.
Dilansir Fars, keputusan ini diambil setelah Hizbullah dalam statemennya mengumumkan bahwa salah satu personelnya, Ali Kamil Muhsin, gugur dalam serangan udara Israel pada Senin 20 Juli lalu.
Menurut laporan al-Mayadeen, beberapa jam sebelum instruksi ini dikeluarkan, stasiun televisi Kan mengutip ucapan Menteri Intelijen Israel, Eli Cohen, yang mengirim pesan ke Hizbullah. Cohen berujar, ”Saya memperingatkan kepada berbagai kelompok di perbatasan utara agar tidak mengacaukan ketenangan di (perbatasan) utara Israel.”
Media-media Rezim Zionis menilai, ketika Hizbullah mengumumkan gugurnya salah satu personelnya, itu berarti bahwa mereka “akan melakukan pembalasan.”
”Kantor Perdana Menteri pada hari ini (Jumat) memerintahkan para menteri, atau setidaknya sebagian dari mereka, agar mengurangi statemen soal serangan ‘yang dikaitkan kepada Israel.’ Dalam kontak telepon Kantor dengan sejumlah menteri, mereka diminta tidak membahas masalah ini,” lapor jurnalis Kan.
Cohen menyatakan, semua menteri tidak menerima laporan terkait serangan ke Suriah dan ketegangan yang muncul setelahnya. Ia berpendapat, mungkin ini disebabkan peran sejumlah menteri, atau karena orang-orang itu praktis tidak berpengaruh dalam pengambilan keputusan politik dan keamanan.
Seiring dengan meningkatnya spekulasi kesiapan Hizbullah untuk membalas dendam, media-media Israel mengabarkan bahwa Tel Aviv telah memerintahkan pasukannya untuk meliburkan latihan militer di utara.
Tahun lalu, pasca serangan udara Israel ke sekitar Damaskus yang menewaskan dua personel Hizbullah, juga pengiriman drone bunuh diri untuk menyerang petinggi Hizbullah di Beirut, kelompok ini menyerang sebuah kendaraan militer di dalam wilayah Israel.
