Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Pertunjukan Sia-sia Kapal Selam Israel untuk ‘Intimidasi’ Iran

Pertunjukan Sia-sia Kapal Selam Israel untuk ‘Intimidasi’ Iran

POROS PERLAWANAN – Dilansir al-Alam, sebuah kapal selam jenis lumba-lumba milik Israel secara diam-diam melintasi Terusan Suez dan memasuki Laut Merah pada Rabu pekan lalu.

Dua kapal perusak Israel juga dikabarkan melintasi Terusan Suez di waktu bersamaan. Keduanya ditengarai sebagai pengawal kapal selam tersebut.

Motif tindakan Israel disebut untuk “memanaskan situasi dan menyudutkan Iran”, menyusul serangan terhadap kapal tanker Israel di Laut Oman beberapa waktu lalu.

Para pengamat Israel tentu tahu bahwa Rezim Zionis selalu berusaha memperluas perbatasannya jauh melebihi perbatasannya saat ini. Padahal semua tahu bahwa kawasan yang didudukinya saat ini diperoleh dengan bantuan-bantuan internasional.

Saat ini, yang membuat Israel tak bisa tidur nyenyak adalah Iran. Sebab itu, sejak kemenangan Revolusi Islam, AS dan Israel selalu berusaha melemahkan negara ini. Alasannya adalah karena Iran dianggap sebagai ancaman utama bagi Rezim Zionis.

Sekarang Yaman menjadi ancaman baru bagi Israel. Para antek Saudi dan UEA tak sanggup mengembalikan negara ini ke bawah kekuasaan AS-Zionis. Laut Merah, Teluk Aden, dan Laut Oman adalah kawasan-kawasan vital, yang selalu dipandangi dengan tamak oleh AS dan Israel. Apalagi di masa Pemerintahan Donald Trump, kapal-kapal AS minggat ke Laut Arab lantaran takut terhadap rudal-rudal Iran, setelah mereka menyaksikan bagaimana rudal-rudal itu menghancurkan pangkalan Ayn al-Asad.

Setelah Iran unjuk gigi dengan kekuatan rudal dan dronenya, pergerakan diam-diam telah menjadi karakteristik AS dan Israel.

Beberapa waktu lalu, Tentara Iran sukses melacak kapal selam Georgia milik AS pada 25 Mei lalu di Selat Hormuz. Pelacakan dan pengawasan Georgia selama 3 jam itu dilakukan drone-drone yang berpartisipasi dalam latihan perang gabungan “Perisai Langit 1400”.

Kekalahan militer beruntun AS dan Israel telah mendorong rezim Zionis, baik di masa Netanyahu maupun Bennett, untuk memprovokasi negara-negara Kawasan melawan Iran.

Pada hakikatnya, melintasnya kapal selam Israel dari Terusan Suez menuju Laut Merah adalah “sebuah pertunjukan sia-sia yang dilakukan Rezim Bennett”. Tampaknya PM baru Israel belum memahami bahaya dan sensitivitas dari aksi-aksi provokatif semacam ini. Bennett sepertinya tidak mengindahkan peringatan-peringatan dari para mantan pejabat Rezim Zionis.

Jenderal pensiunan Israel, Amos Yadlin telah menyatakan, ”Kita tidak boleh bentrok dengan Iran yang memiliki keunggulan di kawasan Teluk Persia.”

Para analis Barat dan Zionis pun berkeyakinan, konfrontasi Israel dengan Iran adalah langkah keliru, lantaran negara ini unggul dalam medan darat, laut, dan udara.

Yadlin sudah menegaskan, “Israel tidak punya keunggulan di laut. Setelah Qassem Soleimani, sekarang satuan drone Iran dipegang oleh Jenderal Hajizadeh.”

Adakah pihak di Israel yang masih mendengar nasihat dan peringatan ini?

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *