Pihak-pihak Zionis Akui Merosotnya Keberterimaan Israel di Dunia
POROS PERLAWANAN-Harian Yedioth Ahronoth pada hari Minggu 29 Oktober memberitakan, para petinggi Israel mengakui bahwa agresi ke Gaza telah menurunkan keberterimaan Rezim Zionis di dunia.
Dikutip Fars dari Shehab News, jurnalis Yedioth Ahronoth, Itamar Eichner dalam laporannya menyatakan, ia diberi tahu oleh sejumlah petinggi Israel bahwa mereka mencemaskan merosotnya keberterimaan Tel Aviv di level global.
“Salah satu faktor utama hal ini adalah ketakutan para pimpinan negara-negara Eropa terhadap berbagai demo besar-besaran yang berlangsung di negara-negara tersebut, yang merupakan bentuk dukungan untuk Palestina dan penentangan kepada agresi ke Gaza”, tulis Eichner.
Laporan harian berbahasa Ibrani ini mengungkapkan, demo-demo anti-Israel tidak hanya terbatas di Eropa saja, tapi juga meliputi kota-kota di AS. Pada hari Sabtu lalu, demo untuk memprotes agresi ke Gaza yang dilakukan kelompok Yahudi AS telah melumpuhkan stasiun metro New York.
Demo dan perkumpulan massa di stasiun metro New York akhirnya bubar dengan campur tangan polisi dan ditangkapnya ratusan orang Yahudi. Sekelompok pendemo mengenakan kaus bertuliskan “umumkan gencatan senjata saat ini juga!” Sementara kelompok Yahudi lain membawa banner-banner bertuliskan “jangan lakukan kejahatan atas nama kami.”
Pada hari Sabtu lalu, ribuan orang juga turun ke jalanan London untuk menyerukan dukungan bagi Palestina dan gencatan senjata segera di Gaza.
Sementara itu pada hari Minggu kemarin, lebih dari 50 ribu orang untuk pekan ketiga berturut-turut mengadakan unjuk rasa pro-Palestina di Melbourne, Australia.
Eichner melaporkan, para pimpinan Eropa cemas bahwa aksi-aksi protes ini akan lepas kendali.
Setelah Operasi Badai al-Aqsa yang dilancarkan Hamas sejak 7 Oktober lalu, Rezim Zionis menebar berbagai hoaks di media massa demi menarik simpati masyarakat dunia. Salah satunya adalah isu bahwa Hamas memenggal kepala 40 bayi. Namun kebohongan isu langsung terungkap dan akhirnya media-media Barat terpaksa menarik kembali klaim-klaim mereka.
