Loading

Ketik untuk mencari

Yaman

Sekutu UEA di Yaman: Koalisi Saudi Takkan Bisa Kalahkan Ansharullah Meski Berperang 100 Tahun

Sekutu UEA di Yaman: Koalisi Saudi Takkan Bisa Kalahkan Ansharullah Meski Berperang 100 Tahun

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, sekutu UEA di Yaman, yaitu Dewan Transisi Selatan mengakui sulitnya mengalahkan Tentara dan Komite Rakyat Yaman.

“Bahkan jika Koalisi (Saudi) berperang selama 100 tahun sekalipun, mereka tak akan mampu mengalahkan Ansharullah, dengan alasan-alasan yang sudah diketahui semua orang”, cuit Fadhl al-Jaadi, salah satu anggota Majlis Pimpinan Dewan Transisi Selatan.

“Sudah berulang kali kami katakan, dan kami ulangi lagi, bahwa kemenangan membutuhkan sarana yang memang bisa mewujudkan kemenangan, bukan kekalahan; sarana-sarana yang tidak berniat mengelabui dan menjalin kesepakatan di balik layar”, imbuhnya.

Awalnya, Dewan Transisi Selatan memihak Pasukan Mansour Hadi (yang didukung Riyadh). Namun sejumlah faktor, termasuk ambisi untuk menguasai aset-aset Yaman, menyulut perselisihan di antara dua kelompok tersebut.

Sementara itu, Muhammad bin Salman dalam wawancara terbarunya bicara soal Ansharullah dengan narasi yang belum pernah ia gunakan sebelum ini. Putra Mahkota Saudi menyebut kelompok Houthi “memiliki karakteristik Arab-Yaman”.

Saat diwawancarai al-Saudiya, Bin Salman kembali menekankan proposal Saudi untuk mengakhiri perang. Dia meminta dari Ansharullah untuk berunding bersama semua kelompok di Yaman “agar hak semua orang Yaman dan kepentingan Kawasan bisa terwujud”.

Dalam narasi yang benar-benar baru, Bin Salman berusaha menggunakan jalur diplomasi. Dia berkata, ”Houthi memiliki karakteristik Arab-Yaman. Hendaknya Houthi memerhatikan kepentingan mereka dan Yaman sebelum memprioritaskan apa pun.”

Kendati masih ada narasi bernuansa tuduhan terhadap Ansharullah, namun nada statemen Bin Salman berbeda dengan narasinya 6 tahun lalu. Sebelum ini, ia selalu menuding Ansharullah sebagai “milisi yang berafiliasi kepada Iran”.

Ia lalu mengklaim bahwa wajar jika Saudi mencemaskan berkuasanya Ansharullah di Yaman. Bin Salman mengatakan, ”Tak satu pun negara yang menerima para milisi atau sebuah organisasi bersenjata melakukan aktivitas di perbatasannya.”

Menanggapi statemen ini, seorang anggota Tim Negosiator Yaman, Abdulmalik al-Ajri menyebut bahwa omongan Bin Salman itu baik.

“Namun di lain pihak, juga tak satu pun negara yang ingin menerima kehadiran militer sebuah negara asing di wilayahnya. Perbatasan telah diatur sesuai perjanjian yang ditandatangani kedua negara,” balas al-Ajri.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *