Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Serangan Rudal ke Dimona Susul Sabotase di Natanz, Bukti Prediksi Jitu Pemimpin Tertinggi Iran

Serangan Rudal ke Dimona Susul Sabotase di Natanz, Bukti Prediksi Jitu Pemimpin Tertinggi Iran

POROS PERLAWANAN – Tentara Israel mengakui bahwa sebuah rudal darat-ke-udara telah menghantam kawasan dekat fasilitas nuklir Dimona. Tentara Israel juga menyatakan bahwa rudal itu ditembakkan dari Suriah.

Di saat bersamaan, media-media Zionis memberitakan bahwa serangan ini terjadi pascasabotase di fasilitas nuklir di Natanz dan di tengah memanasnya gesekan Teheran-Tel Aviv.

Dilansir al-Alam, media-media Barat, termasuk AS, pun mendukung versi Israel. Washington Post menyinggung “kemungkinan keterlibatan Iran dalam insiden ledakan di dekat fasilitas nuklir Israel”.

Associated Press menulis, ”Pasukan proksi Iran di Suriah sebelum ini telah mengancam akan membalas sabotase di Natanz”.

Middle East Eye melaporkan, ”Dengan pengakuan implisit soal serangan ke fasilitas nuklir Natanz, Netanyahu telah mendorong Iran untuk membalas”.

Perlu disebutkan bahwa Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei sebelum ini menegaskan, ”Mulai sekarang hingga nanti, keamanan Israel akan semakin goyah dari hari ke hari.” Ia juga berkata, ”Berlawanan dengan khayalan bodoh para politisi kotor soal kekuatan Rezim Zionis, Rezim ini dari hari ke hari kian dekat menuju kehancuran dan kepunahan.”

Israel dikabarkan telah menyiagakan penuh sistem pertahanan udaranya, juga memanggil pasukan cadangan. Media-media Israel melaporkan, sistem pertahanan udara telah disiagakan sejak pekan-pekan lalu, lantaran ada kekhawatiran terhadap pembalasan Iran.

Kegagalan Rezim Zionis tidak terbatas pada kegagalan di lapangan dalam membendung sebuah rudal, kendati Israel dilengkapi dengan Iron Dome. Kegagalan Israel pun menjalar hingga level politik domestik.

Kegagalan Israel di pentas domestik berkaitan dengan Pemilu terakhir, yaitu apakah Netanyahu tetap menjadi PM ataukah harus disingkirkan.

Kegagalan ini mengungkap besarnya krisis dalam politik domestik Israel. Pemilu terbaru lalu adalah Pemilu ke-4 dalam rentang waktu 2 tahun terakhir; Pemilu yang menjadi ajang saling sikut antara kelompok sayap kanan, sayap kiri, dan sayap kiri moderat.

Dalam Pemilu lalu, kelompok-kelompok yang berpartisipasi juga tidak bernasib lebih baik dari Netanyahu, yang terjerat kasus dakwaan korupsi. Kelompok-kelompok ini tidak memiliki titik persamaan, kecuali penentangan terhadap Netanyahu, yang kembali gagal membentuk Kabinet.

Di lain pihak, seorang pakar masalah Timteng, Hassan Ulyan menyatakan, rudal yang ditembakkan dari Gaza ke Israel pada 23 Maret lalu membuktikan, apa pun hasil Pemilu (Israel), bangsa Palestina tetap menerima Perlawanan sebagai solusi tunggal dan menganggap Israel sebagai penjajah.

Bangsa Palestina tidak peduli apa pun hasil Pemilu Israel. Mungkin saja Pemilu ini akan menjadi yang ke-5, ke-6, atau ke-7. Namun semua itu tidak akan membantu Rezim Zionis dan menyelamatkannya dari kehancuran.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *