Loading

Ketik untuk mencari

Irak

Tak Segera Angkat Kaki dari Irak, Kedutaan AS di Zona Hijau Baghdad Dihantam Roket

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, dua roket ditembakkan ke Kedutaan AS di Baghdad, yang terletak di dalam Zona Hijau dengan keamanan maksimal di Ibu Kota Irak, lapor media lokal.

Menurut Saberin News Irak, roket-roket ditembakkan pada Kamis pagi di Pangkalan Tauhid Ketiga di Kedutaan AS, dengan sistem pertahanan udara dan alarm roket pangkalan itu gagal diaktifkan.

Russia Today, mengutip korespondennya di Baghdad, juga melaporkan bahwa Kedutaan menjadi sasaran dua “roket Katyusha”.

Mengutip sumber keamanan Irak, AFP melaporkan bahwa serangan itu tidak menimbulkan korban atau kerusakan.

Satu roket mendarat di tempat parkir di dalam Zona Hijau dan yang kedua menghantam area kosong di dekatnya, AFP mengutip sumber.

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan roket tersebut.

Serangan itu terjadi ketika Irak dan AS terlibat dalam pembicaraan mengenai apa yang disebut penarikan pasukan AS dari negara Arab, dengan Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi menyatakan pada Senin bahwa misi AS di Irak akan bertransisi dari pertempuran ke peran “penasihat” pada akhir tahun.

“Delegasi memutuskan, setelah pembicaraan teknis baru-baru ini, bahwa hubungan keamanan akan sepenuhnya beralih ke peran pelatihan, pemberian nasihat, bantuan, dan pembagian data intelijen, dan bahwa tidak akan ada pasukan AS dengan peran tempur di Irak pada 31 Desember 2021,” Baghdad dan Washington mengatakan dalam pernyataan bersama pada Senin.

Perjanjian tersebut, yang secara efektif hanya memberi nama baru pada misi militer AS di Irak, telah membuat marah kelompok-kelompok Poros Perlawanan Irak, yang telah memainkan peran penting dalam mengalahkan kelompok teroris ISIS di Irak pada tahun 2017.

Kelompok Poros Perlawanan menuntut penarikan semua pasukan Amerika, terutama Angkatan Udara, atas kegiatan destabilisasi mereka sebagai bagian dari undang-undang yang diadopsi oleh parlemen pada Januari 2020 setelah pembunuhan militer AS terhadap dua komandan utama perang melawan ISIS, Petinggi IRGC Letnan Jenderal Qassem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis, Wakil Kepala Unit Mobilisasi Populer (PMU) Irak.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *