Loading

Ketik untuk mencari

Iran

Tanggapi Pedas Tudingan Palsu Israel, Iran: Rezim Kurang Ajar, ‘Maling Teriak Maling’

Tanggapi Pedas Tudingan Palsu Israel, Iran: Rezim Kurang Ajar, 'Maling Teriak Maling'

POROS PERLAWANAN – Diberitakan Fars, Wakil Israel melontarkan berbagai tuduhan dan klaim tak berdasar dalam pertemuan Dewan Gubernur IAEA terkait pelaksanaan JCPOA oleh Iran.

Tuduhan dan klaim Rezim Zionis ini pun ditanggapi oleh Staf Perwakilan Tetap Iran di Wina, Mohammad Reza Ghaebi. Menurutnya, ini bukan kali pertama Wakil Israel menggulirkan sebuah cerita palsu, panjang, dan menjemukan terkait program damai nuklir Iran, sehingga membuang-buang waktu berharga Dewan Gubernur.

“Kali ini Wakil Israel berharap bisa meminimalkan kejemuan cerita ulangannya dengan menamainya ‘suara keheningan’. Namun lagi-lagi ia gagal,” kata Ghaebi.

“Akan lebih baik dan menarik jika ia mengisi suara keheningannya dengan kisah kejahatan Rezim Zionis di Kawasan, program nuklir rahasia dan bom-bom nuklirnya, atau aksi teror terhadap para ilmuwan nuklir dan fasilitas nuklir bertujuan damai negara-negara lain,” imbuhnya.

Ghaebi menyatakan, Israel bukan anggota perjanjian pelucutan dan kontrol senjata mana pun. Tel Aviv juga menolak inspeksi atas semua fasilitas dan aktivitas nuklirnya oleh IAEA.

“Rezim ini menjadi kurang ajar dengan merekayasa fakta dan menasihati para anggota Perjanjian Nonproliferasi Nuklir (NPT),” kata Ghaebi.

“Nasihat Israel soal pentingnya nonproliferasi dan sistem pemeriksaan sama seperti nasihat Kepala Geng Mafia terkait pentingnya membuat UU untuk melawan kejahatan terorganisasi,” tandasnya.

Sementara itu, menjelang dimulainya kembali Perundingan Wina, Jubir Kemenlu Iran Saeed Khatibzadeh melalui tweet-nya membandingkan sikap Iran, AS, dan trio Eropa (Jerman, Prancis, dan Inggris).

“Di ambang Perundingan Wina, AS dan trio Eropa merilis statemen-statemen manipulatif, menambah sanksi, mengarang-arang berbagai cerita, dan hanya bungkam di hadapan ancaman Israel”, cuitnya.

“Namun Iran membentuk tim negosiasi yang serius dan tingkat tinggi, serta menginginkan kesepakatan bagus dan pelaksanaan penuh JCPOA dan Resolusi 2231,” imbuh Khatibzadeh.

“Anda cukup membandingkan prioritas kedua belah pihak (untuk bisa menilai),” pungkasnya.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *