Warga Eropa Terancam Membeku di Musim Dingin Akibat Ketololan Pemimpin Barat
POROS PERLAWANAN – Para pakar China meyakini, pemutusan ekspor gas Rusia ke Eropa akibat sanksi-sanksi Barat akan membuat kebanyakan penduduk Eropa membeku di musim dingin tahun ini. Semua ini disebabkan kebodohan dan sikap keras kepala para pejabat mereka.
Dikutip Fars dari Russia Today, sejumlah netizen dan analis China mengungkap pandangan mereka di portal Guancha pada Selasa 6 September kemarin. Mereka memperingatkan para pemimpin Eropa soal terjadinya krisis energi di Benua Biru pada musim dingin tahun ini karena ketiadaan gas Rusia.
Para pengunjung portal China ini menyimpulkan bahwa tanpa kesepakatan dengan Rusia, mayoritas warga Eropa akan menghadapi masalah besar di musim dingin tahun ini.
Sejumlah pakar dan analis mengecam para pejabat Eropa atas sikap politik mereka. Mereka dituding tidak melakukan upaya untuk kepentingan penduduk Eropa.
Sebagian analis bahkan menyebut Eropa tolol lantaran masih keras kepala dan tidak mencari jalan keluar, bahkan setelah terputusnya aliran gas.
“Sebagian besar penduduk Eropa akan membeku karena sikap keras kepala para elite Eropa yang enggan tawar-menawar untuk pendirian mereka,” kata seorang pembaca.
Salah satu pengamat percaya bahwa jika kondisi Eropa saat ini berlangsung hingga 2 tahun, lebih dari 30 persen tempat-tempat industri akan tutup.
Selama beberapa hari terakhir, Rusia telah mengurangi pasokan gas melalui jalur pipa Nord Stream 1 lantaran masalah teknis. Dalam langkah terbarunya, Moskow akan menghentikan 20 persen sisa pasokan.
Setelah Rusia mengumumkan bahwa saat ini tidak ada aliran gas di salah satu jalur pipa utama Eropa, harga gas di Benua Biru langsung melambung hingga 30 persen.
Harga gas di Eropa pada langkah pertama adalah 272 Euro untuk tiap megawatt jam (MWh), kemudian turun hingga 256, namun masih 23 persen lebih mahal dari harga terakhir pada Jumat lalu.
Sejak awal tahun hingga sekarang, harga gas di Eropa telah meningkat hingga 4 kali lipat.
