Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Putra Syahid Haniyeh Ungkap Pembalasan Terbaik untuk Nyawa Ayahnya

Putra Syahid Haniyeh Ungkap Pembalasan Terbaik untuk Nyawa Ayahnya

POROS PERLAWANAN– Abdussalam Haniyeh dalam sebuah wawancara menyatakan, pembalasan terbaik untuk teror terhadap ayahnya adalah “penghentian agresi Israel terhadap rakyat Palestina dan penarikan mundur pasukan Rezim Zionis sepenuhnya dari Gaza.”

Diberitakan al-Alam, dalam wawancara dengan al-Quds al-Arabi, Abdussalam menceritakan bagaimana dan di mana ia mendapatkan berita syahadah ayahnya.

“Saya sedang berada di Istanbul. Pada Rabu 31 Juli pukul 05.30, saya diberi tahu bahwa Ayah diserang dan terluka parah. Saya berkata kepadanya bahwa Ayah telah gugur. Kebetulan ibu saya tiba di Turki pada malam terjadinya teror. Saya masuk ke kamarnya dan berkata bahwa Ayah terluka parah. Beberapa menit setelahnya, saya memberi tahunya Ayah telah syahid. Mulanya Ibu menangis, tapi setelah itu memanjatkan syukur kepada Allah,” tutur Abdussalam.

“Setelah tersiarnya berita di media, pimpinan Hamas di Turki yang diketuai Khaled Meshal datang ke rumah saya. 45 menit setelah teror, Presiden Erdogan mengontak saya untuk berbelasungkawa. Saya juga dikontak oleh Badan Intelijen Mesir dan Sekretaris Komite Pusat Fatah Jibril Rajoub, dan sejumlah tokoh lain.”

“Setelah teror, saya tidak bisa langsung menghubungi saudara-saudara saya yang menyertai Ayah di Iran untuk mengetahui apa yang terjadi. Akhirnya disepakati kami pergi dari Turki ke Doha, tempat tinggal sementara Ayah sejak 2019. Rencananya Ayah akan dimakamkan di sana.”

“Setelah itu, saya bersama saudara saya Hammam pergi ke Teheran. Kami langsung menghadiri prosesi pengiringan jenazah yang sangat besar tersebut.”

“Ayatullah Khamenei dan para pimpinan Iran sangat terpukul oleh peristiwa ini. Mereka berbelasungkawa kepada kami. Duka di wajah mereka menunjukkan terjadinya peristiwa besar terhadap Iran dan tamunya. Namun saat itu, mereka belum memberikan rincian, sebab penyelidikan masih di tahap-tahap awal.”

“Orang-orang Iran berkata bahwa teror dilakukan dengan rudal yang memiliki hulu ledak seberat 7,5 kg. Mereka, juga saudara-saudara saya, meyakini bahwa pelaku melacak telepon genggam Ayah dan mengetahui lokasi penginapannya dengan akurat. Setelah menyelesaikan pekerjaannya sepanjang siang, Ayah biasa mengecek teleponnya tiap malam sebelum tidur dan membalas pesan-pesan yang masuk. Ayah juga seorang tokoh politik terkenal yang hadir di upacara pengangkatan Presiden Pezeshkiyan. Dia tinggal di sebuah gedung terkenal milik IRGC.”

“Rudal menyasar lokasi Ayah menginap dengan sangat akurat dan langsung menembus dinding di belakang ranjang. Ledakannya sangat kuat, sehingga pengawal Ayah, Wasim Abu Shaaban, yang saat itu berada di luar kamar, syahid karena terkena serpihan rudal.”

“Sebagai keluarga Syahid Haniyeh, kami meyakini bahwa tangan yang terulur untuk membantai rakyat Palestina, anak-anak, wanita, dan Ayah harus dipotong. Publik dunia harus bertanggung jawab untuk mengakhiri perang destruktif yang dilancarkan Netanyahu kepada bangsa kami. Namun substansi pembalasan teror ini diserahkan kepada para politisi dan Iran. Menurut saya, penghentian agresi Israel terhadap rakyat kami dan penarikan total pasukannya dari Gaza adalah balasan terbaik untuk teror terhadap Ayah,” tandas Abdussalam.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *