Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

New York Times: Teror Ledakan di Lebanon Tanda Kebingungan Strategis Israel

New York Times: Teror Ledakan di Lebanon Tanda Kebingungan Strategis Israel

POROS PERLAWANAN– Mengutip dari sejumlah tokoh ternama dan analis Israel, New York Times menilai peledakan alat komunikasi di Lebanon oleh Israel sebagai manifestasi kebingungan Tel Aviv untuk mendefinisikan target strategis jangka panjang di Lebanon.

“Dalam pandangan kawan dan lawan, Israel kuat dari sisi teknologi, namun kebingungan dari sisi strategis. Israel mampu melakukan aksi luar biasa dalam hal spionase dan menggunakan kapasitas militernya, namun ia bingung mengaitkan aksi-aksi ini dengan target jangka panjang diplomatik dan geopolitik,” tulis Michael Kingsley, Fars memberitakan.

Mantan PM Israel Ehud Olmert mengatakan kepada New York Times,”Dari satu sisi, apa yang kalian lihat adalah kematangan Israel dalam bidang teknologi. Namun dari sisi lain, merupakan kegagalan total para pimpinan politik untuk mengambil tindakan efektif.”

Menurut Kingsley, meski instansi keamanan Israel sukses menginfiltrasi dan menyabotase jaringan komunikasi Hizbullah, namun para pimpinan politiknya kebingungan menemukan cara mengatasi Hizbullah dalam jangka panjang.

Kingsley berpendapat, aksi sabotase Israel terhadap Teheran adalah bukti lain ketidakbecusan Tel Aviv meraih kemenangan strategis.

“Israel melakukan sejumlah misi rahasia dan teror di dalam Israel. Yang terbaru adalah pembunuhan Ismail Haniyeh. Di saat yang sama, Israel gagal mewujudkan kesepakatan politik guna membentuk aliansi resmi dengan sebagian besar musuh Iran di Kawasan.”

“Pembunuhan puluhan ribu warga sipil di Gaza dan ratusan warga Lebanon telah memicu reaksi publik internasional. Israel didakwa melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Israel juga telah mencemarkan citranya sendiri di dunia tanpa mampu melenyapkan Hamas.”

Kingsley menyatakan bahwa dalam pandangan para kritikus, Benyamin Netanyahu-lah yang tidak mampu mengubah operasi Israel terhadap Hamas, Hizbullah, dan Iran menjadi sebuah strategi terpadu.

Ia menilai, aksi teror terbaru di Lebanon menunjukkan, tindakan tersebut masih penuh dengan keraguan. Teror tersebut tidak memiliki peta jalan tegas untuk mengakhiri kebuntuan: apakah dengan kekerasan atau diplomasi?

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *