Loading

Ketik untuk mencari

Iran Palestina

Israel Akui Gagal Bunuh Suksesor Qassem Soleimani, Kekalahan Lain Tel Aviv dalam Psy War

Israel Akui Gagal Bunuh Suksesor Qassem Soleimani, Kekalahan Lain Tel Aviv dalam Psy War

POROS PERLAWANAN– “Militer Israel mengumumkan telah gagal menargetkan Komandan Pasukan Quds IRGC, Esmail Qaani. Dia diyakini masih hidup.”

Diberitakan Fars, kabar ini diumumkan oleh Ketua Bagian Luar Negeris situs Walla News pada Senin 7 Oktober, menyusul penyebaran isu-isu oleh Israel terkait syahadah atau terlukanya Qaani dalam serangan terbaru ke Beirut.

Pada Jumat dini hari lalu, Rezim Zionis melancarkan serangan udara besar-besaran ke kawasan Dhahiyah Beirut. Sumber-sumber Israel melaporkan, tujuan serangan itu adalah meneror Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah, Sayyid Hashim Shafiuddin.

Pada Sabtu lalu, Kanal 12 Israel mengeklaim, para petinggi Rezim Zionis sedang menyelidiki kemungkinan terlukanya Qaani dalam serangan tersebut.

Setelah itu, kantor berita Reuters mengutip dari “dua pejabat senior Iran” bahwa “kontak dengan Qaani terputus sejak Jumat dan tak seorang pun bisa menghubunginya.”

Namun isu-isu tersebut mereda pada Senin kemarin menyusul wawancara Koordinator Pasukan Quds IRGC, Iraj Masjedi. Masjedi mengatakan, Qaani “dalam keadaan sehat walafiat dan tetap beraktivitas.”

Menurut para analis, propaganda media selalu menjadi salah satu taktik Israel untuk menutupi kekalahan-kekalahan strategis di opini publik.

Berdasarkan bukti-bukti yang ada, pembesar-besaran media ini kian meningkat terutama setelah Badai al-Aqsa pada Oktober tahun silam. Media-media yang berafiliasi kepada Tel Aviv kerap menyebar isu-isu yang jelas hanya berumur beberapa hari saja.

Sebagian analis meyakini, Rezim Zionis dalam beberapa bulan lalu berhasil meraih kemenangan taktis di hadapan Perlawanan. Namun Israel masih gagal membalikkan keberhasilan taktis ini menjadi kemenangan strategis.

Sebagai contoh, setelah teror pager di Lebanon pada September lalu, harian New York Times mendeskripsikan teror itu sebagai “kebingungan Tel Aviv dalam mendefinisikan target strategis jangka panjang di Lebanon.”

“Dalam pandangan kawan dan lawan, Israel unggul dari aspek teknologi. Namun Israel kebingungan dalam aspek strategis. Israel mampu melakukan hal luar biasa dalam bidang spionase dan menggunakan kekuatan militernya. Namun bingung mengaitkan tindakan-tindakan ini dengan target-target jangka panjang diplomatik-geopolitik,” tulis New York Times.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *