Loading

Ketik untuk mencari

Lebanon

Pidato Wasekjen Hizbullah Gilas Habis Sesumbar Menteri Perang Israel

Pidato Wasekjen Hizbullah Gilas Habis Sesumbar Menteri Perang Israel

POROS PERLAWANAN– Harian elektronik Rai al-Youm dalam artikel yang ditulis Khalid al-Jayusi mengupas pidato kedua Wasekjen Hizbullah Syekh Naim Qasim pada Selasa 8 Oktober kemarin.

Diberitakan al-Alam, al-Jayusi dalam artikelnya menyatakan, Hizbullah mendapat pukulan beruntun dari Israel, yang dimulai dengan teror alat komunikasi, penargetan para komandan lapangan Hizbullah, hingga akhirnya teror terhadap Sekjen Hizbullah Sayyid Hasan Nasrallah. Israel memanfaatkan kondisi ini untuk melancarkan propaganda bahwa ‘Hizbullah dalam situasi sulit karena kehilangan pemimpin.”

Sehubungan dengan ini, Menteri Perang Israel, Yoav Gallant pada Selasa kemarin mengeklaim, Hizbullah remuk-redam setelah mendapatkan pukulan beruntun pascateror Sayyid Nasrallah. Di hadapan para komandan Front Utara, Gallant menyebut Hizbullah “kacau balau dan tak lagi memiliki pemimpin serta fasilitas yang memadai.”

Klaim ini langsung direspons Syekh Qasim dalam pidato keduanya dalam 8 hari terakhir. Ia mengatakan,”Saya tidak bisa melukiskan kondisi Hizbullah setelah teror terhadap pemimpin besarnya. Namun kami terinspirasi oleh kekuatan beliau.”

Terkait penyebab belum terpilihnya Sekjen baru, Syekh Qasim menjelaskan bahwa Sekjen baru akan dipilih berdasarkan mekanisme keorganisasian Hizbullah. Ia menyatakan, Hizbullah memiliki mekanisme tersendiri untuk itu dan dalam kondisi saat ini, Hizbullah tidak melakukannya secara tergesa-gesa.

Soal klaim Gallant, Syekh Qasim menegaskan bahwa Hizbullah masih mempertahankan kekuatan dan fasilitasnya. Ia berkata bahwa klaim-klaim Israel tak lebih dari omong kosong.

“Tampaknya Syekh Qasim dan Hizbullah melanjutkan strategi yang diumumkan Sayyid Nasrallah bahwa ‘para pemukim tak akan dibiarkan pulang ke utara Tanah Pendudukan.’ Syekh Qasim menyatakan,’Kami akan mengusir lebih banyak pemukim lagi.’ Dengan demikian, tujuan pertama Rezim Zionis, yaitu memulangkan para pemukim ke kawasna utara, telah digagalkan oleh Hizbullah,” tulis al-Jayusi.

“Pada hakikatnya, kegagalan Militer Israel terletak pada ketidakmampuannya menyusup ke dalam Lebanon. Militer Israel mengakui kekalahan di front darat dan membenarkan tewasnya para serdadu Zionis. Hizbullah juga terus bertempur dan tidak melepas dukungannya untuk Gaza. Ini belum termasuk kehebatan rudal-rudal Hizbullah. Di saat Israel mengeklaim telah menghancurkan kekuatan rudal Hizbullah, faksi Perlawanan ini dalam dua tahap menembakkan 105 rudal ke arah Teluk Haifa,” tandas al-Jayusi.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *