AS Veto Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Rusia: Tidak Tahu Malu!

Share

POROS PERLAWANAN– Veto AS terhadap resolusi keanggotaan penuh Palestina di PBB mendapat berbagai respons negatif dari berbagai pihak.

Diberitakan Mehr, Dewan Keamanan pun tidak mengesahkan draf resolusi keanggotaan Palestina di PBB setelah Washington memvetonya.

Sebanyak 12 negara menyetujui keanggotaan penuh Palestina di PBB, sementara 2 negara memilih abstain, yaitu Inggris dan Swiss. Prancis termasuk negara yang menyepakati draf tersebut.

Wakil Rusia menanggapi veto AS dengan mengatakan,”AS sungguh tidak tahu malu lantaran menghalangi kehendak internasional. Asn dan Israel sedang merusak proses sejarah.”

Wakil Irlandia menyatakan dirinya benar-benar putus asa atas hasil pemungutan suara di Dewan Keamanan tersebut. Menurutnya, negaranya mendukung keanggotaan penuh Palestina di PBB. Ia berkata bahwa sudah saatnya Palestina mendapatkan posisi yang layak baginya di antara negara-negara dunia.

Wakil Palestina mengecam veto yang digunakan Wakil AS untuk merintangi keanggotaan negaranya di PBB.

Wakil Aljazair menyatakan, kegagalan draf resolusi keanggotaan Palestina akan menjadi rasa malu abadi bagi PBB.

“Rakyat Palestina selalu menjadi korban kejadian dan keputusan internasional tanpa mereka memiliki peran di dalamnya,” kata Wakil Otoritas Nasional Palestina (PNA).

“Sejak tahun 1988, pimpinan (PNA) menunjukkan kehendaknya untuk mengakhiri konflik dan sudah sering mengalah. Perseteruan Palestina dan Israel telah melampaui batas kedua belah pihak dan menjalar ke kawasan-kawasan lain.”

“Keanggotaan penuh di PBB adalah hak yang harus kami peroleh melalui keputusan internasional, bukan via perundingan. Siapa pun yang menghalangi keanggotaan penuh Palestina di PBB tidak membantu bertambahnya peluang mewujudkan perdamaian di Kawasan.”

“Masyarakat internasional tidak boleh membiarkan pihak mana pun mengasumsikan dirinya lebih unggul atas aturan dan kebal hukum. Tanggung jawab agresi ke Gaza berada di pundak negara-negara yang mempersenjatai Israel,” tandasnya.