Sanaa kepada Koalisi Agresor Saudi: Pesan Kami Bisa Dipandang sebagai Nasihat atau Ancaman

Share

POROS PERLAWANAN – PM Yaman, Abdulaziz bin Habtour pada Selasa malam menyatakan bahwa tak ada kesan yang terlihat dari janji-janji yang diberikan Saudi. Ia menilai bahwa Riyadh berusaha berkelit dari melaksanakan janji-janjinya.

“Kami bersikeras bahwa semua kesepakatan yang sudah dilakukan harus dijalankan. Kami memandang pembayaran gaji para pegawai sebagai isu kemanusiaan dan merupakan kunci keamanan serta stabilitas,” kata Bin Habtour kepada stasiun televisi al-Masirah, diberitakan Fars.

Menurut Bin Habtour, tidak ada kontradiksi nyata antara negara-negara anggota Koalisi Saudi dalam agresi atas Yaman. “Pesan al-Mashat melalui Utusan PBB disampaikan agar pihak mana pun tahu di mana harus menempatkan kakinya. Tidak ada bedanya apakah pihak itu Dewan Keamanan, Inggris, atau Amerika,” imbuhnya.

Pesan yang dimaksud PM Yaman adalah pernyataan Ketua Dewan Tinggi Politik Yaman, Mahdi al-Mashat saat bertemu Utusan PBB, Hans Grundberg pada Senin lalu.

Dalam pertemuan tersebut, al-Mashat memperingatkan upaya-upaya Amerika dan Inggris untuk menyulut ketegangan baru di Yaman dan menambahkan, ”Jika ketegangan kembali terjadi di Yaman, itu akan merugikan seluruh dunia. Kita tidak akan membiarkan Yaman kembali terseret dalam ketegangan baru. Amerika dan Inggris juga tidak akan keluar dengan selamat dari ketegangan ini.”

Staf PM Yaman, Jalal al-Ruwaishan mengomentari pesan ini dengan mengatakan, ”Pesan al-Mashat adalah bahwa jika pertempuran kembali meletus, api (perang ini) tidak akan terbatas pada Yaman saja. Dia memberi tahu Utusan PBB bahwa pihak-pihak lawan bisa menafsirkan pesan ini sekehendak mereka, apakah itu dianggap sebagai nasihat atau ancaman.”

Ia mengatakan bahwa mungkin negara-negara anggota Koalisi Saudi sangat terlambat dalam merevisi perhitungan-perhitungan mereka. “Amerika dan Inggris tidak senang dengan segala bentuk kerukunan (di Kawasan dan Yaman). Dimulainya perang atas Yaman tidak menguntungkan Saudi. Sebab itu, mereka kini berada di antara 2 jalan. Namun mereka harus memutuskan mana yang harus dipilih,” tandas al-Ruwaishan.