Loading

Ketik untuk mencari

Analisa

Atwan: Negara-negara Arab Jalankan Proyek AS-Israel Targetkan Iran dan Poros Perlawanan

Atwan: Negara-negara Arab Jalankan Proyek AS-Israel Targetkan Iran dan Poros Perlawanan

POROS PERLAWANAN – Beberapa waktu lalu, sejumlah media gencar memublikasikan statemen Menteri Informasi Lebanon George Kordahi, yang mendesak agar Koalisi Agresor Saudi mengakhiri perang sia-sianya di Yaman.

Dilansir Fars, statemen ini membuat gusar Saudi dan para sekutunya, sehingga negara-negara ini memanggil para Dubes mereka dari Lebanon.

Dalam tulisannya, Abdel Bari Atwan membahas sikap sejumlah negara Arab ini. Ia menyatakan, kehebohan yang terjadi terkait penyingkiran atau pengunduran diri Kordahi diciptakan sebagai bagian dari proyek AS-Zionis untuk mengintimidasi Iran dan para sekutunya di Kawasan.

Redaktur Rai al-Youm ini berpendapat, AS dan Rezim Zionis berusaha memaksa Iran menghentikan program nuklirnya, atau menyusun sebuah serangan militer. Atwan meyakini bahwa Saudi dan tiga negara Arab adalah pihak-pihak utama lain dalam proyek ini.

Ia lalu menyinggung artikel yang ditulis mantan Utusan AS untuk Timteng, Dennis Ross di majalah Foreign Policy. Ross mengklaim, Iran bisa memproduksi bom atom dalam waktu singkat. Sebab itu, ia menyarankan AS untuk menghancurkan fasilitas-fasilitas nuklir Iran.

Atwan lalu menyebut 5 hal dan mengatakan bahwa skenario yang digagas Ross ini telah memasuki tahap eksekusi. Menurutnya, Israel dan negara-negara Arab di Teluk Persia telah berbagi peran dalam proyek ini.

Berikut adalah 5 hal yang disebut Atwan:

Pertama, laporan Reuters pada Minggu 31 Oktober tentang patroli sebuah pesawat pengebom AS dan jet F-15 Israel di zona udara Semenanjung Arab dan Teluk Persia. Patroli ini dianggap sebagai pesan bernada ancaman kepada Iran.

Kedua, statemen Menlu Saudi Faisal bin Farhan di sela-sela pertemuan G-20. Ia mengklaim, ”Krisis Lebanon disebabkan ‘hegemoni Hizbullah’. Sebab itu, Lebanon harus membebaskan diri dari hegemoni ini.” Hal ini menunjukkan bahwa Kordahi adalah tumbal untuk kejadian ini.

Ketiga, serangan jet-jet Israel ke utara Damaskus yang diklaim telah mengenai konvoi senjata-senjata Iran.

Keempat, latihan militer Israel dengan berbagai macam senjata sebagai simulasi sebuah perang besar-besaran. Perang ini sebagai antisipasi jika terjadi perang melawan Iran.

Kelima, statemen PM Israel Naftali Bennett dalam pidatonya di PBB beberapa waktu lalu. Ia berkata, ”Program nuklir Iran telah memasuki tahap menentukan. Begitu juga toleransi kami… Kami tak akan membiarkan Iran mendapatkan senjata nuklir.”

“Intimidasi terhadap Iran dan Poros Perlawanan, juga serangan ke Lebanon dan Suriah, mengonfirmasi kenyataan ini. Diserangnya pangkalan AS di al-Tanf adalah balasan untuk serangan ke Palmyra. Tidak tertutup kemungkinan bahwa akan ada lebih banyak balasan yang lebih keras. Mungkin serangan rudal-rudal ke arah Kedubes AS di Baghdad adalah peringatan bahwa serangan berikutnya mungkin akan menargetkan pangkalan Ayn al-Asad,” tulis Atwan.

Di akhir tulisannya, Atwan menilai bahwa partisipasi Saudi dalam proyek ini, dengan menjadikan pernyataan Kordahi sebagai dalih untuk memicu krisis diplomatik, bisa berdampak negatif atas stabilitas Kawasan.

Menurutnya, mungkin balasan terhadap partisipasi ini dilakukan oleh Ansharullah dengan menyerang ke dalam wilayah Saudi. Atau mungkin juga target-target militer-ekonomi Saudi di Irak akan jadi sasaran serangan. Namun, kata Atwan, Saudi dengan langkah ini tidak akan bisa mengucilkan Lebanon, dan sebaliknya justru Saudi sendiri yang akan terisolasi.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *