Pesan Harapan dan Kado Empati dari Jakarta Lewat Persembahan Ulang Tahun Simbolis untuk Anak-Anak Gaza
POROS PERLAWANAN – Di tengah hiruk-pikuk Ibu Kota, ratusan orang dari berbagai kalangan berkumpul di Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta, pada Minggu 20 Oktober. Mereka hadir dengan satu tujuan: mempersembahkan sebuah kado empati untuk anak-anak Gaza—perayaan ulang tahun yang simbolis, melintasi batas-batas negara dan duka. Acara bertajuk Persembahan Ulang Tahun Anak-Anak Gaza ini diprakarsai oleh Ikatan Alumni Jamiatul Mustofa (IKMAL) bersama ICC, dengan dukungan lembaga pendidikan anak-anak di Jakarta, seperti TPQ al-Musthofa, ISS al-Batul, ULCIS, Darul Quran Indonesia, Bunga-Bunga Qurani, dan Little Light House of Ahlulbait.
Bagi anak-anak Gaza yang setahun terakhir tak mengenal kebahagiaan di tengah reruntuhan dan teror bom, perayaan ini adalah lambang solidaritas dan cinta. Lewat acara ini, Jakarta berbicara—bahwa ada harapan dan perhatian yang tak pernah pudar.
Memulai Hari dengan Kegembiraan: Pesan Tersembunyi di Balik Tawa Anak-Anak
Acara dimulai pukul 09.00 pagi, saat ratusan peserta, terutama anak-anak, memenuhi aula ICC dengan keceriaan. Mereka datang dengan semangat, ditemani oleh orang tua dan guru, siap mengikuti serangkaian kegiatan kreatif. Namun, di balik tawa dan keceriaan anak-anak Jakarta ini, tersembunyi pesan yang dalam: mereka ingin berbagi kebahagiaan dengan anak-anak Gaza yang hidup di bawah bayang-bayang ketidakpastian.
Senandung Gaza dan Storytelling: Menyentuh Hati, Merajut Kepedulian
Suasana berubah hening ketika lantunan Senandung Gaza mulai menggema, menyentuh hati setiap yang hadir. Lagu ini mengisahkan Gaza yang terluka, namun juga menyuarakan keteguhan dan keberanian. Dengan nada-nada harapan, hadirin diajak merasakan penderitaan anak-anak Palestina yang setiap hari berhadapan dengan ancaman.
Kak Alam, seorang pendongeng berpengalaman, kemudian mengambil alih panggung. Dengan kepiawaiannya, ia membangun cerita-cerita yang mengharukan tentang perjuangan anak-anak Gaza, yang tetap tumbuh meski hidup di bawah ancaman perang. Narasinya tidak hanya memikat anak-anak yang hadir, tetapi juga menggugah hati orang dewasa, mengingatkan akan pentingnya menanamkan empati sejak usia dini.
Kreativitas Anak-Anak: Wajah Cerah di Tengah Kesederhanaan
Di sudut-sudut aula, kegiatan seperti face painting dan meronce menjadi pusat perhatian anak-anak. Mereka menghias wajah dengan warna-warna ceria, seolah merayakan kebebasan yang sederhana namun bermakna. Di pojok lain, tangan-tangan kecil merangkai manik-manik menjadi gelang dan kalung—simbol persahabatan dan solidaritas dengan anak-anak Gaza.
Momen ini mengingatkan kita bahwa anak-anak, di mana pun mereka berada, berhak atas kebahagiaan dan kreativitas. Acara ini juga diharapkan menumbuhkan kesadaran pada mereka akan nasib teman-teman mereka di Gaza, yang walaupun hidup di bawah ancaman, tetap menyimpan harapan akan masa depan yang lebih baik.
Pameran dan Pelelangan Karya Seni: Suara Kreatif untuk Gaza
Salah satu momen paling bermakna adalah pameran dan pelelangan karya seni anak-anak berusia 5 hingga 16 tahun. Lukisan-lukisan dan kerajinan tangan yang dipamerkan mencerminkan kedalaman solidaritas mereka terhadap Palestina. Salah satu karya, misalnya, menggambarkan reruntuhan dengan langit biru di atasnya—sebuah simbol harapan bahwa suatu hari Gaza akan kembali damai.
Seorang anak dengan bangga menjelaskan lukisannya, “Ini tentang Gaza yang damai lagi.”
Setiap karya yang dilelang bukan hanya dinilai dari segi estetika, melainkan juga mengandung makna yang dalam. Hasil dari pelelangan sepenuhnya akan disalurkan untuk membantu anak-anak Gaza, memastikan bahwa dukungan dari Jakarta ini benar-benar sampai kepada mereka yang membutuhkan.
Dukungan dari Berbagai Kalangan: Solidaritas yang Berlanjut
Acara ini dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai profesi—guru, dokter, pengusaha, hingga seniman—yang datang untuk menunjukkan solidaritas terhadap Palestina. Kepada Poros Perlawanan (PP), Ketua IKMAL, Ustaz Abdullah Beik, MA menekankan bahwa dukungan ini lebih dari sekadar seremoni. “Ini adalah gerakan nyata yang akan terus berlanjut hingga Palestina merdeka,” ujarnya dengan keyakinan. Ia menambahkan, generasi muda Indonesia akan terus mengangkat panji perjuangan ini, memastikan bahwa anak-anak Palestina tak akan dibiarkan berjuang sendirian.
Pesan Terakhir: Harapan yang Mengalir dari Jakarta ke Gaza
Acara diakhiri dengan pesan yang kuat dari Ustaz Abdullah Beik. “Kita tidak hanya merayakan ulang tahun di sini,” katanya di hadapan hadirin. “Kita mengirimkan doa dan harapan. Meski anak-anak di Gaza tidak merayakan ulang tahun dengan kue dan lilin, mereka tetap merayakan hidup dan perjuangan setiap harinya. Anak-anak kita di sini adalah penerus dari perjuangan itu.”
Saat para peserta meninggalkan aula ICC, mereka membawa pulang lebih dari sekadar pengalaman. Mereka pulang dengan tanggung jawab—untuk terus mendukung anak-anak Gaza, memastikan bahwa di masa depan, anak-anak Palestina bisa merayakan ulang tahun mereka sendiri di bawah langit yang damai, dengan senyuman lebar dan harapan yang besar, di Tanah Air mereka yang telah sepenuhnya merdeka; bebas dari penjajahan dan kebiadaban rezim penindas Israel. [PP/MT]