Loading

Ketik untuk mencari

Anggap Remeh Nyawa Warga Sipil, AS Tak Berniat Kirim Tim Investigasi ke Kabul POROS PERLAWANAN - Selama ini, Pemerintahan-pemerintahan AS menjustifikasi invasi ke Afghanistan dengan dalih “melindungi warga negara itu dari terorisme”. Namun Pentagon menunjukkan bahwa ternyata Washington tidak menganggap penting nyawa warga Afghanistan. Dilansir Fars, Jubir Pentagon John Kirby pada Senin 13 September malam mengatakan, AS tidak berencana mengirim inspektur untuk menyelidiki tewasnya warga sipil dalam serangan drone AS ke sekitar bandara Kabul beberapa waktu lalu. Menurut laporan Hill, Kirby ditanya seorang wartawan dalam jumpa pers di Pentagon. Ia menjawab, ”Saat ini, saya tidak melihat opsi ini bisa dilakukan. Kami tidak mengirim inspektur lapangan ke Kabul untuk menyempurnakan evaluasinya.” Kirby mengklaim, CENTCOM masih mengevaluasi hasil-hasil serangan drone AS ke sekitar bandara Kabul. Menurutnya, ia tidak berniat mengeluarkan komentar tentang masalah ini mendahului Tentara AS. Jubir Pentagon kembali menjustfikasi serangan ke dekat bandara Kabul, yang menewaskan sedikitnya 10 warga sipil Afghanistan. Serangan itu, ujarnya, dilakukan untuk “mencegah serangan ke bandara dalam waktu dekat”. Pada 29 Agustus, Otoritas Taliban mengumumkan bahwa sebuah drone AS menyerang sebuah rumah di kawasan Khaja Bughara di Kabul. Sebanyak 10 anggota keluarga tewas akibat serangan itu. Sebelum ini, Jubir Gedung Putih Jennifer Psaki juga mencoba menjustifikasi kejahatan AS di Kabul itu. Ia mengklaim, kerusakan besar di sekitar TKP diakibatkan bahan peledak dalam kendaraan yang diserang drone AS. New York Times dalam laporannya mengungkapkan, serangan drone AS di dekat bandara Kabul tidak menyasar target milik ISIS-K. Serangan yang dilakukan menjelang hengkangnya AS dari Afghanistan itu justru menargetkan kendaraan seorang pekerja kemanusiaan dan anak-anaknya. Wawancara dan klip-klip yang dihimpun New York Times menunjukkan, serangan drone Reaper AS ke sebuah sedan pada 29 Agustus menewaskan Zemari Ahmadi, seorang pekerja kemanusiaan yang tak ada kaitannya dengan ISIS-K.