Loading

Ketik untuk mencari

Yaman

Yaman Tidak Mau Terima Kondisi Abu-abu ‘Bukan Perang Bukan Damai’ yang Terjadi Saat ini

POROS PERLAWANAN – Diberitakan al-Alam, Menlu Yaman Hisham Sharaf dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa segala bentuk gencatan senjata harus membuahkan pemulihan kondisi rakyat Yaman. Jika tidak, itu tidak bisa disebut sebagai gencatan senjata.

Dalam wawancara Kamis 21 Juli kemarin, Sharaf menegaskan bahwa Yaman tidak menerima kondisi yang tidak jelas antara perang atau damai seperti saat ini. Sanaa menghendaki penyelesaian krisis yang menguntungkan rakyat Yaman dan sekaligus menjaga martabat mereka.

“Tiap gencatan senjata yang tidak mengurangi problem rakyat tak lebih dari sebuah kedamaian sementara,” tegas Sharaf.

Pernyataan Menlu Yaman menyusul kabar yang dinukil kantor berita Reuters dari sejumlah sumber, yang menyebutkan bahwa PBB menekan pihak-pihak yang berseteru di Yaman untuk bisa memperpanjang gencatan senjata di negara itu hingga 6 bulan.

Pada 2 Juni silam, Utusan PBB untuk Urusan Yaman, Hans Grundberg mengumumkan bahwa kedua pihak yang bersengketa di Yaman sepakat untuk memperpanjang gencatan hingga 2 bulan lagi (2 Agustus) sesuai syarat-syarat yang disetujui dalam perjanjian sebelumnya.

Meski demikian, petinggi Sanaa berkali-kali menyatakan bahwa Koalisi Saudi praktis tidak memedulikan gencatan senjata. Terkait hal ini, Jubir Ansharullah dan Ketua Tim Negosiator Yaman, Muhammad Abdussalam menegaskan, gencatan senjata di Yaman tidak berjalan penuh sebagaimana mestinya.

Menurut Abdussalam, kendati operasi-operasi besar militer telah berhenti menyusul disepakatinya gencatan senjata, namun Koalisi Saudi masih melakukan penerbangan-penerbangan spionase dan serangan udara.

Ia menegaskan, serangan-serangan ini jelas melanggar gencatan senjata. Selain itu, imbuhnya, Koalisi Saudi juga masih melarang masuknya muatan bahan bakar minyak ke Sanaa

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *