Loading

Ketik untuk mencari

Irak Lebanon Palestina Yaman

Perlawanan Irak Siap Terus Berjuang Sampai Tentara Terakhir AS Diusir dari Negara itu

POROS PERLAWANAN – Perlawanan Irak melakukan sebelas serangan terhadap pangkalan AS di Irak dan Suriah pada Jumat 8 Desember.

Seorang pejabat senior di faksi Kataib Hizbullah, Abu Ali al-Askari bersumpah dalam sebuah pernyataan pada 9 Desember bahwa Perlawanan Irak akan terus menghadapi pasukan AS di Irak sampai “tentara terakhir” diusir dari negara tersebut.

“Operasi jihadis kami melawan pendudukan Amerika akan terus berlanjut sampai tentara terakhir disingkirkan dari Irak,” kata Askari.

Kedutaan Besar AS di Baghdad, yang menjadi sasaran serangan roket pada 8 Desember, “tetap menjadi pangkalan terdepan untuk mengelola operasi militer dan keamanan” terhadap Irak, pejabat itu menambahkan.

“Operasi kemarin menandai dimulainya fase baru konfrontasi, dan hari-hari mendatang akan menentukan intensitas tanggapan kami. Setiap kebodohan Amerika akan ditanggapi dengan tindakan pembalasan yang keras dan perluasan operasi,” lanjutnya.

Selain serangan ke kedutaan, sebelas serangan drone dan rudal juga dilakukan terhadap beberapa pangkalan AS di Irak dan Suriah pada Jumat, 8 Desember. Serangan tersebut diklaim oleh Koalisi faksi Perlawanan Islam Irak, yang dibentuk pada Oktober untuk menghadapi pasukan AS demi mendukung Perlawanan Palestina.

“Sebagai respons terhadap kejahatan yang dilakukan musuh terhadap rakyat kami di Gaza, Perlawanan Islam di Irak kemarin menargetkan basis pendudukan Amerika di Irak dan Suriah dengan sebelas operasi, menyerang mereka dengan puluhan rudal dan drone,” kata Koalisi tersebut dalam sebuah pernyataan pada 9 Desember.

Serangan-serangan terhadap pangkalan-pangkalan AS di Irak dan Suriah telah berlangsung sejak perang Gaza-Israel dimulai pada Oktober dan hanya dihentikan sebentar selama gencatan senjata tujuh hari sebelum dilanjutkan kembali dengan intensitas yang lebih besar.

Pesawat-pesawat tempur AS telah melakukan beberapa putaran serangan udara di Irak baru-baru ini sebagai tanggapan atas serangan yang terus-menerus. Lima pejuang Perlawanan Irak gugur dalam serangan AS di Kirkuk pada 3 Desember.

Sementara itu, elemen lain dari Poros Perlawanan regional juga meningkatkan aktivitas mereka, termasuk Gerakan Perlawanan Hizbullah di Lebanon dan Gerakan Perlawanan Ansharullah di Yaman.

Hizbullah telah memperluas jangkauan sasarannya di Israel di dekat perbatasan Lebanon, dan terus melakukan serangan setiap hari terhadap situs militer dan pertemuan tentara.

Yaman juga mengatakan bahwa mereka akan memperluas operasi maritim yang telah mereka lakukan baru-baru ini terhadap kapal-kapal Israel di Laut Merah dan tempat lain.

Juru Bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Yahya Saree mengumumkan pada 9 Desember bahwa mereka akan mencegah lewatnya kapal apa pun dari negara mana pun yang menuju Israel di Laut Merah dan Arab, jika makanan dan obat-obatan tidak memasuki Jalur Gaza.

Menteri Penerangan Yaman di pemerintahan yang berafiliasi dengan Ansharullah di Sanaa, Daifallah al-Shami mengatakan kepada Al-Mayadeen bahwa kapal-kapal “yang mengirimkan barang ke entitas pendudukan akan menjadi sasaran”.

“Kami tidak bisa mengizinkan kapal untuk mengangkut obat-obatan dan makanan ke wilayah pendudukan, sementara masyarakat kami di Palestina dilarang melakukan hal tersebut,” tambahnya.

Keputusan tersebut diambil sebagai tanggapan atas veto AS terhadap resolusi PBB yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *