Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Abu Ubaidah: Tekanan Militer Penyebab para Tawanan Israel Pulang dalam Peti Mati

Tanggapi Operasi Heroik di al-Karamah, Abu Ubaidah: Pistol Syahid Yordania Lebih Efektif daripada Pasukan dan Gudang Senjata

POROS PERLAWANAN– Jubir Brigade al-Qassam Abu Ubaidah pada Senin malam 2 September menegaskan, Benyamin Netanyahu dan Militer Israel bertanggung jawab atas tewasnya para tawanan Zionis.

Diberitakan Fars, Abu Ubaidah mengatakan bahwa setelah kejadian al-Nusairat (serangan Israel ke kamp pengungsi), al-Qassam telah memberikan instruksi terkait perlakuan kepada para tawanan jika Militer Israel mendekati mereka.

“Kengototan Netanyahu untuk membebaskan tawanan melalui tekanan militer, alih-alih kesepakatan (pertukaran tawanan), berarti bahwa mereka akan dipulangkan (kepada keluarga dalam peti mati,” tandas Abu Ubaidah.

“Keluarga para tawanan harus memilih salah satu dari 2 opsi ini: kepulangan anak-anak mereka dalam keadaan hidup atau mati.”

“Netanyahu dan Israel secara sengaja mencegah terwujudnya kesepakatan. Mereka melakukannya demi kepentingan pribadi,” pungkas Abu Ubaidah.

Presiden Israel Isaac Herzog pun mengakui, Otoritas Rezim Zionis gagal melindungi para tawanan yang berada di tangan Perlawanan Palestina.

Saat menghadiri penguburan salah seorang tawanan Israel yang jenazahnya ditemukan di Gaza baru-baru ini, Herzog berkata bahwa Israel saat ini memiliki misi penting yang harus segera dilakukan. Misi itu adalah mengembalikan para tawanan yang tersisa dalam keadaan hidup secepat mungkin.

Menanggapi ditemukannya jasad 6 tawanan Israel, Netanyahu mengeklaim bahwa “siapa pun yang membunuh para sandera, tidak menghendaki kesepakatan.”

Ucapan ini terlontar di saat keluarga para tawanan menuding Netanyahu bertanggung jawab atas tewasnya para tawanan. Di sisi lain, Hamas juga mengumumkan bahwa 6 tawanan Israel itu tewas akibat dibombardir Militer Zionis.

Kabar ditemukannya jasad 6 tawanan Israel di Gaza telah mengobarkan sengketa politik di tengah para petinggi Rezim Zionis. Para anggota Kabinet Benyamin Netanyahu dan kubu oposisi saling menuduh pihak lain “menari di atas darah para tawanan”.

Menkeu Bezalel Smotrich menanggapi kritik pihak oposisi terkait kelambanan dalam meneken kesepakatan gencatan senjata. Smotrich di laman medsos X mencuit, ’Saya menyesalkan upaya tak bertanggung jawab kelompok-kelompok politik yang menari di atas darah putra-putri kita. Mereka memanfaatkan para tawanan untuk tujuan politik dan melemahkan Israel di hadapan Hamas’”, tulis Maariv.

Merespons Smotrcih, mantan Menteri Kehakiman, Ayelet Shaked mencuit, ”Apakah rasa malu kalian tidak ada batasnya?”

“Kalian-lah yang menari di atas darah orang-orang Israel. Kalian penyebab tewasnya 1.200 warga Israel (dalam Operasi Badai al-Aqsa). Kalian telah meninggalkan para tawanan sendirian.”

“Bagaimana bisa kalian menyalahkan oposisi, sementara warga Israel di utara tidak bisa tenang lantaran serangan Hizbullah. Puluhan ribu dari mereka terlunta-lunta. Setiap hari, kita menyaksikan sebuah operasi baru (dari Perlawanan Palestina) dan terbunuhnya puluhan orang Israel.”

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *