Loading

Ketik untuk mencari

Iran

Percik Harapan dan Seruan Persatuan dalam Ungkapan Duka Keluarga Syahid Qassem Soleimani untuk Syahid Yahya Sinwar

Pemimpin Iran: Front Perlawanan Takkan Berhenti Sedikit pun Pascasyahadah Sinwar

POROS PERLAWANAN – Di tengah gelombang ketidakpastian yang melanda kawasan Timur Tengah, suara duka kembali bergema. Pada Sabtu 19 Oktober kemarin, keluarga Letnan Jenderal Qassem Soleimani, sosok legendaris yang dihormati dalam perlawanan anti-teror Iran dan yang direnggut oleh tangan Washington pada 2020, mengeluarkan pernyataan penuh haru. Mereka mengekspresikan duka mendalam atas syahidnya Yahya Sinwar, pemimpin Palestina yang berani melawan tirani.

“Daftar kejahatan rezim Amerika yang brutal dan liar di wilayah ini tiada akhir,” ungkap mereka, seakan menandai setiap tetes darah yang tertumpah di tanah yang dikasihi. “Kali ini, tangan rezim perampas telah terkotori oleh darah mujahid besar, Syahid Yahya Sinwar.”

Dengan kata-kata yang terukir dalam rasa sakit dan kebanggaan, keluarga Syahid Soleimani menggambarkan keteguhan dan komitmen Sinwar terhadap Perlawanan. Ia bukan sekadar seorang pemimpin; ia adalah harapan yang bangkit dari kegelapan. “Perjuangannya yang penuh kebanggaan telah menjadikannya mimpi buruk bagi rezim yang tak segan menghabisi nyawa tak berdosa,” mereka menegaskan, mengangkat peran Sinwar dalam “operasi gemilang Badai Al-Aqsa.” Sebuah aksi yang, dalam sekejap, meruntuhkan pertahanan rahasia rezim yang haus darah dan menggagalkan rencana jahat musuh-musuh umat Islam.

Pernyataan itu menggambarkan lebih dari sekadar penghormatan. Ia adalah sebuah puisi yang menyoroti keberanian dan dedikasi Sinwar, seorang pejuang yang menjalani setiap detik hidupnya dengan keyakinan. Dalam momen terakhirnya, terukir sebuah pemandangan kehormatan, menampilkan keberanian yang akan dikenang oleh generasi mendatang. “Hidupnya mengajarkan kita bukan hanya bagaimana menjalani hidup, tetapi juga bagaimana mati dengan martabat,” mereka menekankan, mengajak kita merenungkan makna sejati dari pengorbanan.

Keluarga Syahid Soleimani, dengan kebijaksanaan yang diwariskan oleh Jenderal mereka, mengingatkan kita akan esensi sejati dari perjuangan. “Pejuang sejati adalah mereka yang tetap teguh meski gunung-gunung berguncang; mereka yang menyerahkan jiwa kepada Tuhan dan berdiri kokoh bagaikan paku di bumi; yang tak terpengaruh oleh kengerian dan tahu bahwa kemenangan adalah janji Tuhan.” Dalam pandangan mereka, “Syahid Sinwar adalah teladan utama dari gambaran ini.”

Pernyataan tersebut diakhiri dengan sebuah panggilan untuk persatuan dan harapan, mengajak seluruh umat Islam agar terinspirasi oleh pemandangan mulia dari syahidnya pejuang terhormat ini. “Semoga gambaran syahidnya pejuang mulia ini akan mengilhami generasi umat Islam kini dan masa depan,” mereka menekankan, menyalakan api semangat di dalam jiwa setiap pejuang.

Sejarah mencatat bahwa Iran dan Gerakan Perlawanan Palestina memiliki ikatan yang mendalam, berbagi perjuangan melawan kekuatan Amerika dan Israel yang mengancam eksistensi mereka. Dalam peristiwa ini, bukan hanya kesedihan yang terungkap, melainkan juga harapan dan semangat yang akan terus berkobar, menjadi napas bagi setiap jiwa yang berjuang demi keadilan dan kemanusiaan. Dalam setiap tetes darah yang tumpah, terkandung harapan untuk masa depan yang lebih baik, di mana keberanian dan martabat takkan pernah pudar. [PP/MT]

 

 

 

 

 

 

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *