Serangan Israel yang Digembar-gemborkan ‘Mengguncang’ Iran: Drama Teater Sepi Penonton di Tengah Ketenangan Rakyat Republik Islam!
POROS PERLAWANAN — Berbagai media asing sibuk menarasikan rakyat Iran sebagai segerombolan warga panik yang berlari-larian ketakutan, seolah-olah tiap sudut negeri itu sudah terbakar oleh serangan Israel yang “sangat menakutkan”. Padahal kenyataan yang tertangkap kamera malah menyajikan ironi yang segar.
Alih-alih gambaran rakyat Iran yang takut, kita justru disuguhkan potret wajah tegang para pemimpin Israel—Perdana Menteri Benyamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, dan kolega-kolega mereka—yang tampak berwajah pias saat mengeluarkan perintah serangan dari ruang komando pada Sabtu dini hari, 26 Oktober. Jika ada yang terlihat cemas, justru merekalah yang tampaknya tidak bisa tidur nyenyak.
Netanyahu, yang biasanya tampil dengan gaya percaya diri, kini terlihat menatap layar pantau dengan pandangan kosong, seakan sedang menunggu sesuatu yang bisa saja tidak pernah datang. Di sebelahnya, Gallant mengerutkan dahi, mungkin membayangkan konsekuensi yang tidak tercatat dalam rencana strategis mereka. Ironisnya, ketakutan yang diwartakan sebagai milik rakyat Iran justru kini tampaknya berbalik menjadi milik para petinggi Israel sendiri.
Sementara di Israel, situasi ini memberikan hiburan tersendiri bagi media dan warga sipil. Stasiun televisi Ibrani 13 bahkan menyebut serangan itu “mengecewakan”. Ya, “mengecewakan”—mungkin karena sebagian warga Tehran bahkan tidak menyadari serangan itu terjadi. Bisa Anda bayangkan? Di saat Pemerintah Israel dan pejabat militer berjaga sepanjang malam, sibuk meraba-raba potensi balasan dari Iran, warga Tehran tertidur lelap tanpa terganggu.
Sejumlah laporan media Israel menggambarkan bagaimana otoritas Israel bersiaga penuh sepanjang malam, dengan keringat dingin membasahi kening mereka, menunggu apa yang mereka kira akan menjadi respons langsung dari pihak Iran. Tapi nyatanya, balasan yang ditunggu itu tidak pernah datang, sementara warga Tehran tetap menikmati malamnya tanpa ada tanda-tanda kepanikan.
Pejabat Iran, yang tampaknya sangat siap menghadapi segala bentuk ancaman, hanya tersenyum simpul sembari mengeluarkan pernyataan tenang bahwa mereka siap merespons agresi kapan pun diperlukan.
Gambar-gambar yang beredar memperlihatkan kilang minyak, bandara, kamp-kamp militer di Tehran beroperasi seperti biasa, jauh dari kesan “genting” yang coba dibangun media internasional.
Inilah potret paling menarik dari situasi ini: media Barat yang sibuk melebih-lebihkan kecemasan di Iran, warga Tehran yang tidur pulas tanpa rasa takut, dan petinggi Israel yang justru terlihat sangat tegang, mungkin bertanya-tanya dalam hati, “Apa yang telah kita lakukan?”
Israel, dalam peran ibarat seorang sutradara yang penuh percaya diri, mengira telah mengatur sebuah drama penuh ketegangan—mereka berharap tepuk tangan atas aksi yang dramatis ini.
Namun, panggung yang sudah diatur rapi ini justru kosong tanpa respons, hanya menyisakan sutradara yang linglung di balik layar, bertanya-tanya apakah semua ini sepadan.
Bagi dunia, ini adalah tontonan klasik: mereka yang meluncurkan serangan, kini malah dicekam ketidakpastian, harap-harap cemas menunggu respons yang tak kunjung datang. [PP/MT]