Loading

Ketik untuk mencari

Analisa

Setali Tiga Uang, Trump dan Biden Sama-sama Jadikan Bin Salman dan Saudi ‘Sasaran Empuk dan Sapi Perah’

Setali Tiga Uang, Trump dan Biden Sama-sama Jadikan Bin Salman dan Saudi 'Sasaran Empuk dan Sapi Perah'

POROS PERLAWANAN – Donald Trump di masa kampanyenya tahun 2016 silam tak pernah sungkan merendahkan dan menghina Saudi. Kendati demikian, Riyadh adalah tempat yang pertama kali dikunjunginya dalam lawatan luar negeri usai dilantik sebagai Presiden AS.

Dilansir al-Alam, dengan menerima imbalan miliaran dolar, Trump pun menjadi pendukung pertama Muhammad bin Salman untuk menuju takhta Kerajaan Saudi.

Di tahun 2020, Joe Biden pun bersikap keras kepada Saudi. Ia mengancam akan mengadili dan mengisolasi negara ini di dunia.

Sejauh ini, tidakkah Anda melihat kemiripan antara dua Presiden AS tersebut?

Seperti yang kita tahu, hubungan AS-Saudi dimulai pada 14 Februari 1945 dengan pertemuan antara Presiden AS Franklin Roosevelt dan Raja Abdulaziz di atas kapal perang USS Quincy. Dalam pertemuan itu, hubungan kedua negara dibangun atas dasar “minyak sebagai imbalan perlindungan”.

Saat ini, banyak barometer telah berubah. Namun fondasi hubungannya tetap sama. Trump memutar balik cara pergaulan AS dengan banyak negara-negara bonekanya di Kawasan. Secara gamblang, ia menyatakan jika orang-orang Saudi butuh dukungan AS demi singgasana, maka mereka harus membayar.

Statemen ini pada hakikatnya merupakan ungkapan kasar dari kesepakatan Quincy. Biden pun saat ini memasuki Gedung Putih dengan membawa banyak “senjata” untuk memerah Saudi.

Senjata pertama adalah kasus teror Khashoggi. Biden secara implisit bicara soal pengungkapan laporan final teror Khashoggi. Senjata ini saja sudah cukup untuk menekan Bin Salman.

Senjata kedua adalah berkas Saad al-Jabri, mantan agen intelijen Saudi dan kawan Muhammad bin Nayef. Al-Jabri memiliki sejumlah bukti dan informasi yang bisa membantu Biden bisa lebih menekan Saudi.

Senjata ketiga adalah UU JASTA (Justice Again Sponsors of Terorisme Act) dan semua kasus hukum terkait Serangan 11 September, yang Saudi menjadi tersangka utama dalam semua kasus tersebut. UU ini sudah cukup bagi AS untuk memerintahkan pembekuan aset Saudi di Negeri Paman Sam.

Benar bahwa kepribadian Biden tak sama dengan Trump. Namun cara mereka sama saja. Sama seperti para Presiden AS sejak 1945, Biden pun berusaha memanfaatkan negara-negara yang bergantung kepada AS.

Dengan melihat jumlah uang dikucurkan Riyadh dan Abu Dhabi ke kocek AS dalam beberapa tahun terakhir, kita melihat bahwa uang-uang ini sudah cukup untuk membangun gudang senjata besar dan kekuatan ekonomi di dua negara itu, tanpa harus mengandalkan dukungan asing.

Namun tampaknya negara-negara ini sudah terbiasa dengan jenis hubungan yang dibangun di atas kapal USS Quincy. Hubungan mereka dengan para Presiden AS dibangun atas prinsip “pergi dalam keadaan kenyang, pulang dalam kondisi lapar”.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *