Loading

Ketik untuk mencari

Yaman

Ansharullah: Nasib Yaman Ditentukan di Dalam Negeri, Bukan di Luar Perbatasannya

Ansharullah: Nasib Yaman Ditentukan di Dalam Negeri, Bukan di Luar Perbatasannya

POROS PERLAWANAN – Jubir Ansharullah, Muhammad Abdussalam mengkritik dilangsungkannya pertemuan Riyadh yang berdalih untuk mengatasi krisis Yaman.

“Masa kini dan mendatang Yaman ditentukan di dalam negeri. Apa pun aktivitas di luar perbatasan Yaman sama saja dengan sandiwara komedi dan permainan hiburan yang dilakukan negara-negara agresor,” kata Abdussalam, dikutip Fars dari al-Masirah.

Menurutnya, perdamaian bisa diwujudkan melalui penghentian agresi, pencabutan blokade, dan hengkangnya pasukan asing dari Yaman. Tanpa hal ini, tegasnya, tindakan apa pun tak lebih dari upaya sia-sia untuk menata barisan para antek dan menggunakan mereka untuk meningkatkan ketegangan di Yaman.

Abdussalam mengatakan, rakyat Yaman tidak memedulikan segala tindakan ilegal di luar Yaman yang dilakukan pihak-pihak yang tidak punya legitimasi.

Presiden tersingkir Yaman, Abdurabbih Mansour Hadi pada Kamis kemarin mengundurkan diri dan membebastugaskan Wakilnya, Ali Muhsin al-Ahmar. Dia juga menyerahkan wewenangnya dan al-Ahmar kepada lembaga yang disebut Dewan Kepemimpinan Presiden Yaman.

Dewan Kepemimpinan Presiden itu dikepalai Rashad al-Alimi dan beranggotakan 7 orang lain dari berbagai partai dan sayap politik Yaman.

Menanggapi kabar ini, anggota Kantor Politik Ansharullah, Muhammad al-Bukhayti mengatakan, ”Pembentukan Dewan Kepemimpinan Presiden telah mengejutkan semua orang. Rashad al-Alimi dipilih sebagai Ketua Dewan ini lantaran dia adalah orang pro-AS.”

“Al-Alimi adalah satu-satunya orang yang tidak malu mengesahkan sebuah pasal yang melegalkan kehadiran AS di Yaman. Sehari sebelum agresi, kami di ambang pengambilan langkah ini (pembentukan Dewan). Namun kenapa sekarang mereka membentuknya dengan wewenang AS dan Saudi?” kata al-Bukhayti.

Pertemuan Riyadh dimulai sejak Rabu lalu. Sebelum pemakzulan Hadi, para pakar menyatakan bahwa pertemuan ini menandakan “krisis kepercayaan” antara Riyadh dan Hadi. Sebab, Saudi mengundang lebih dari 600 orang dari kelompok-kelompok pro-Riyadh untuk menghadiri perundingan, namun tidak mengundang Hadi dan al-Ahmar, padahal mereka berada di Riyadh.

Saudi juga tidak mengundang semua atasan militer, suku, atau petinggi politik yang mengkritik kebijakan Koalisi Saudi di Yaman. Riyadh hanya mengundang pihak-pihak yang menunjukkan kesetiaan mereka kepada Saudi.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *