Loading

Ketik untuk mencari

Rusia

AS Mau Tak Mau Harus Terima Rusia Jadi Ketua Dewan Keamanan PBB

AS Mau Tak Mau Harus Terima Rusia Jadi Ketua Dewan Keamanan PBB

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, Jubir Gedung Putih menanggapi permintaan berulang Otoritas Ukraina untuk mencegah Rusia menjadi Ketua Dewan Keamanan PBB. Karine Jean-Pierre berkata bahwa AS tidak punya kapasitas untuk melakukannya.

Media-media Barat, termasuk BBC, telah melaporkan dimulainya kepemimpinan sementara Rusia di Dewan Keamanan PBB.

BBC melaporkan kabar ini dengan mengusung tajuk “Russia Assumes UN Security Council Presidency Despite Ukrainian Anger”.

Menurut laporan televisi Inggris ini, Rusia tetap menjadi Ketua Dewan Keamanan PBB, meski Ukraina meminta dari para anggota untuk menghalanginya.

Masing-masing anggota Dewan Keamanan secara bergilir akan memimpin selama satu bulan.

Rusia terakhir kali menjadi Ketua Dewan Keamanan pada Februari 2022, kurang lebih berbarengan dengan dimulainya operasi militer ke Ukraina.

Meski Ukraina mengajukan usul dan komplain, Otoritas AS mengumumkan bahwa Washington tidak bisa mencegah Dewan Keamanan dipimpin oleh Rusia, yang merupakan anggota tetap dan pemilik hak veto.

AS, Rusia, Inggris, Prancis, dan China adalah anggota tetap Dewan Keamanan dan memiliki hak veto, sementara 10 negara lain hanya berstatus sebagai anggota sementara.

Rusia akan menjadi Ketua Bergilir Dewan Keamanan selama sebulan terhitung sejak 1 April ini.

Para petinggi Ukraina, mulai dari Presiden hingga Menlu, berkali-kali meminta dari masyarakat internasional untuk mengakhiri keanggotaan Rusia di Dewan Keamanan.

Kendati begitu, para pejabat AS mengumumkan bahwa Washington tidak bisa berbuat apa-apa dalam hal ini, sebab Piagam PBB tidak merestui tindakan ini terhadap anggota tetap Dewan Keamanan.

Dalam sebuah konferensi pers baru-baru ini, Jubir Gedung Putih mengakui bahwa AS tidak punya pilihan selain menerima Rusia menjadi Ketua Dewan Keamanan.

“Sayangnya Rusia adalah anggota tetap Dewan Keamanan. Tidak ada jalur konstitusi internasional untuk mengubah fakta ini,” ujar Jean-Pierre.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *