Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Barat Sengaja Tumbalkan Ukraina Hanya Demi Jatuhkan Rusia

Barat Sengaja Tumbalkan Ukraina Hanya Demi Jatuhkan Rusia

POROS PERLAWANAN – Dalam hari kelima operasi militer Rusia di Ukraina, terjadi sejumlah perkembangan penting. Di antaranya adalah ancaman Barat kepada Rusia untuk membukakan gudang-gudang senjata mematikannya bagi Ukraina. Di lain pihak, Vladimir Putin menginstruksikan Pasukan Penangkal Strategis Rusia berada dalam kondisi siaga militer.

Dilansir al-Alam, para sejarawan dan analis Barat meyakini bahwa Ukraina adalah garis merah Rusia. Peningkatan kerja sama Ukraina dengan Barat, terutama NATO, adalah ancaman eksistensional bagi Rusia.

Ketika Moskow melihat ancaman ini kian intens di tengah kegagalan upaya diplomatik, ia tidak lagi berpangku tangan, namun bertindak secara serius dan tegas.

Analis politik Michael Kofman dalam majalah Foreign Affairs menulis, ”Usaha AS dan Eropa untuk menggiring Ukraina ke Uni Eropa dan NATO berarti bahwa mereka menempatkan negara ini dalam bentrokan militer tak terhindarkan versus Rusia, tanpa ada perhatian dari pihak Barat terhadap kekhawatiran-kekhawatiran keamanan Rusia.”

Untuk memahami kekhawatiran-kekhawatiran Rusia, harus dikatakan bahwa jika Ukraina bergabung dengan NATO, Armada V AS akan ditempatkan di pesisir Semenanjung Krimea. Jika itu terjadi, AS bisa mengawasi keseluruhan pesisir barat Rusia di Laut Hitam. Inilah yang melatarbelakangi tindakan Rusia menggabungkan Krimea dengan teritorinya di tahun 2014, kemudian menempuh jalur diplomatik.

Sejak awal, Rusia sudah tahu bahwa jalur diplomasi akan menemui jalan buntu. Sebab itu, Rusia harus membela diri sendiri dan mengkaji solusi-solusi untuk problem minat Ukraina bergabung dengan Barat. Enam tahun setelah itu, Presiden Ukraina menutup stasiun-stasiun televisi pro-Rusia, menolak keras permintaan-permintaan Moskow, dan mengarahkan negaranya menuju Eropa-NATO.

Bodoh jika kita memercayai klaim-klaim Barat bahwa Putin “berusaha menyerang semua penjuru Ukraina”; negara besar dengan 40 juta lebih penduduk. Namun bisa dikatakan bahwa Putin ingin membuat Ukraina menerima kesepakatan untuk menghentikan gerakannya ke arah Eropa-NATO. Tujuannya adalah membuat Rusia aman dari permainan berbahaya AS dan distribusi senjata untuk Ukraina.

Pada akhirnya, Rusia memulai operasinya di Ukraina di saat Barat berusaha melibatkan Moskow dalam perang sulit yang menyebabkan kerugian besar militer dan ekonomi. Atas dasar ini, Barat menggoreng perkembangan di Ukraina saat ini dengan ungkapan “perlawanan Ukraina”.

Sebagian besar analis meyakini, tanpa melihat apakah Rusia yang benar atau Ukraina, Barat dan AS telah menyulut api perang ini serta menjadikan orang-orang Ukraina sebagai kayu bakarnya, hanya demi tujuan untuk menjatuhkan rival mereka, Rusia.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *