Loading

Ketik untuk mencari

Amerika

China: Demokrasi ‘Rekayasa’ ala AS Hanya untuk 1 Persen Kaum Elitenya Saja

POROS PERLAWANAN – Jubir Kemenlu China, Zhao Lijian pada Rabu 29 Juni mengkritik pedas demokrasi AS dan menyebutnya sebagai rekayasa belaka.

Saat menjawab pertanyaan wartawan yang menyebut hasil sebuah jajak pendapat bahwa mayoritas warga AS tidak menganggap AS sebagai negara demokratis, Zhao berkata, ”Temuan-temuan ini menunjukkan bahwa dalam pandangan sebagian besar rakyat AS, demokrasi negara ini hanya diperuntukkan untuk sejumlah minoritas.”

“Yang menghubungkan minoritas dengan Pemerintah tidak lain adalah uang. Seorang Senator AS, Mark Hanna sejak seabad lalu pernah mengatakan, ’Ada dua hal penting dalam politik. Pertama adalah uang dan kedua adalah ‘saya tidak ingat.’”

“Saat ini, AS mengeluarkan banyak uang untuk demokrasi. Jumlah uang yang dihabiskan untuk Pilpres 2020 dan tim-tim kampanye sebesar 14 miliar dolar, yang lebih banyak 2 kali lipat dibanding Pilpres 2016,” imbuh Zhao, diberitakan Fars.

“Lebih dari 40 juta orang di AS hidup dalam kemiskinan. Hampir seperlima seluruh keluarga di AS menyatakan semua tabungan mereka telah terkuras di masa pandemi Covid-19. Lebih dari 60 ribu orang terpaksa tidur di jalanan karena kehilangan rumah-rumah mereka.”

“Warga hanya dipedulikan saat Pemilu berlangsung. Mereka akan dibuang jauh-jauh setelah memberikan suara. Rakyat di masa kampanye dibombardir dengan janji-janji menggiurkan. Namun setelah Pemilu, mereka kehilangan suara sepenuhnya.”

“Ini bukan demokrasi sejati. Mungkin saja terlihat bahwa sistem Pemilu AS berlandaskan prinsip ‘satu suara untuk satu orang.’ Namun dalam kenyataan, prinsipnya adalah ‘satu suara untuk satu dolar, satu suara untuk satu pos, dan satu suara untuk satu kampanye’.”

“Tidak mengherankan jika demokrasi ala AS adalah demokrasi rekayasa. Pemerintah AS telah menjadi pemerintahan yang dimiliki oleh satu persen populasi AS. Para pemenang dan yang mendapat keuntungan juga hanya satu persen tersebut. Pada akhirnya, (Pemerintah AS) akan kehilangan kepercayaan rakyatnya,” tegas Zhao.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *