Loading

Ketik untuk mencari

Oseania & Asia

Dana Hasil Penjualan Minyaknya Ditahan secara Ilegal oleh Korea Selatan di Bawah Tekanan AS, Iran Siap Tempuh Jalur Hukum

POROS PERLAWANAN – Gubernur Bank Sentral Iran, Abdolnaser Hemmati mengatakan bahwa Republik Islam mungkin akan mengambil tindakan hukum untuk mengakses dana yang ditahan secara ilegal di Korea Selatan akibat tekanan dari AS, Press TV melaporkan.

Menurut Hemmati, Bank-bank Korea Selatan mencegah Iran menggunakan uang dari hasil penjualan minyaknya yang mencapai miliaran dolar untuk membeli makanan dan obat-obatan yang tampaknya dibebaskan dari sanksi AS.

“Sangat mengejutkan melihat bahwa bank-bank Korea telah dengan mudah mengabaikan kewajiban mereka, perjanjian keuangan internasional bersama, dan memutuskan untuk bermain politik dan mengikuti sanksi AS yang ilegal dan sepihak,” kata Hemmati.

“Jika bank-bank Korea tidak mematuhi perjanjian internasional mereka dengan kami, kami berhak untuk mengambil tindakan hukum berdasarkan hukum internasional,” tambahnya.

Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan pada awal bulan ini bahwa Korea Selatan menunggak hingga $ 7 miliar untuk minyak yang diekspor dari Republik Islam sebelum pemerintahan Trump menerapkan kembali sanksi terhadap industri minyak Iran pada November 2018.

Korea Selatan adalah klien terbesar kondensat gas Iran dengan konsumsi hingga 300.000 barel per hari, ditambah dengan 100.000 barel per hari untuk jenis minyak mentah, tetapi negara itu menghentikan impor bahkan sebelum sanksi AS terhadap industri minyak Iran mulai berlaku.

Setelah sanksi dicabut berdasarkan perjanjian nuklir 2015, Iran berhasil mencairkan lebih dari $ 6,4 miliar pembayaran minyak yang sempat terperangkap dalam rekening bank-bank India, namun hingga kini, bank-bank Korea Selatan belum menunjukkan itikad baik dalam menyelesaikan persoalan ini.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *