Loading

Ketik untuk mencari

Analisa

Dialog yang Dianggap ‘Strategis’ antara Menlu AS dan Saudi, Sebenarnya Tak Lebih dari Obrolan ‘Tuan dan Abdi’

Dialog yang Dianggap 'Strategis' antara Menlu AS dan Saudi, Sebenarnya Tak Lebih dari Obrolan 'Tuan dan Abdi'

POROS PERLAWANAN – Menlu AS, Mike Pompeo pada Rabu 14 Oktober kemarin bertemu dan berbincang dengan Menlu Saudi, Faisal bin Farhan. Para pejabat dan media Saudi mengklaim pertemuan itu sebagai “dialog strategis”.

Dilansir al-Alam, dengan melihat ketundukan murni Rezim Saudi terhadap AS dan taklid buta Riyadh kepada Washington, sebenarnya itu bukanlah dialog strategis, namun hanya sebuah pembahasan ulang soal hubungan “majikan dan pelayan”, tidak lebih dari itu.

Terlepas dari formalitas diplomatik dan penekanan berulang bahwa Iran adalah “ancaman terbesar keamanan regional” dan “Ansharullah perusak keamanan Saudi”, pertemuan tersebut tidak memiliki output nyata yang bisa disuguhkan kepada media.

Hal yang menarik adalah, media-media Saudi memilih bungkam terkait saran AS untuk menormalisasi hubungan dengan Rezim Zionis. Media-media Saudi seolah pura-pura tidak tahu terkait masalah ini dan hanya menyinggungnya secara sekilas.

Pada hakikatnya, terlepas dari isu-isu basi dan ulangan yang lazim dipublikasikan dalam pertemuan tersebut, fokus utama perbincangan adalah masalah Palestina. Dalam beberapa pekan terakhir, media-media Saudi mengusung sebuah kampanye pemberitaan yang kata kuncinya adalah “Palestina bukan urusan saya”. Selain itu, sejumlah tokoh, seperti Bandar bin Sultan, juga turut terjun ke lapangan dan dalam berbagai wawancara, mengklaim bahwa pihak yang patut disalahkan dalam isu Palestina adalah orang-orang Palestina sendiri.

Media-media Saudi sendiri sangat sedikit membahas soal pembelaan terhadap Palestina. Namun yang patut dicamkan adalah bahwa sikap Saudi tentang Palestina dan dukungan terhadap normalisasi dengan Israel ini ternyata tidak luput dari pengamatan Washington Post. Harian terbitan AS ini mengungkap sikap Riyadh tersebut dalam sebuah analisis komprehensif.

Poin lain yang juga menarik perhatian adalah penentangan dan penolakan sejumlah negara terhadap keanggotaan Saudi di Dewan HAM PBB, yang terjadi berbarengan dengan pertemuan Pompeo-Faisal. Ini berarti bahwa “sapi perah AS” ini mesti meningkatkan kapasitas perahannya lebih dari sebelumnya agar bisa bertahan, sebab Bin Salman membutuhkan banyak dukungan untuk bisa bertakhta di singgasana Kerajaan Saudi.

Tags:

5 Komentar

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *