Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Direktur Mossad Ancam Bunuh para Petinggi Iran, Memang Bisa?

POROS PERLAWANAN – Direktur Mossad, David Barnea pada Minggu lalu mengancam akan meneror para petinggi Iran. Ancaman ini dilontarkan Barnea sebagai “tanggapan terhadap penargetan orang Yahudi dan Israel oleh agen-agen Teheran atau senjata selundupan Iran ke Israel”.

Dilansir al-Alam, Mossad sejak hari pertama dibentuk untuk sebuah misi, yaitu teror dan kekerasan. Namun sepanjang sejarahnya, Mossad tidak pernah mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan apa pun, kecuali dalam sedikit kasus.

Namun sekarang kita melihat Direktur Mossad secara resmi mengumumkan bahwa “dia akan membunuh”. Berlawanan dengan kebiasaannya, kali ini dia bahkan menyatakan bertanggung jawab sebelum melakukan pembunuhan.

Sudah jelas bahwa Mossad sudah “tidak mampu lagi membunuh”. Sebab itu, mereka mengumbar ancaman dengan harapan bisa memulihkan citranya yang babak belur dihajar Poros Perlawanan.

Barnea harus sadar bahwa era Mossad melakukan teror tanpa bisa dicegah sudah berakhir untuk selamanya. Saat ini, dia tidak punya cara selain menebar rumor, sama seperti atasannya, Benyamin Netanyahu, yang kerap bersesumbar terhadap Iran.

Netanyahu selama 2 dekade mengobral ancaman dan bersesumbar akan menyerang Iran, mengembalikan Lebanon ke Zaman Batu, meneror para pemimpin Perlawanan Palestina, dan menduduki Gaza, tanpa punya nyali untuk mewujudkan ancaman-ancaman tersebut. Bisa dipastikan bahwa ia pun akan membawa mimpi-mimpinya ini ke liang kubur.

Barnea jelas sangat gusar karena para pemuda Perlawanan Palestina di Tepi Barat telah membuat kredibilitas Israel dan Mossad diragukan.

Para pejuang di Tepi Barat telah melancarkan 17 operasi perlawanan hanya dalam tempo 24 jam, yang mencakup peluncuran roket, penembakan, pelemparan bom molotov, pembakaran pangkalan militer, dan konfrontasi langsung.

Setelah tidak mampu memadamkan kobaran semangat perlawanan di hati para pemuda Palestina di Tepi Barat, Netanyahu, Barnea, dan orang-orang Zionis tidak punya cara untuk menutupi kegagalan mereka selain menuding Iran.

Apakah bangsa Palestina butuh dorongan dari luar untuk melakukan perlawanan kepada penjajah? Jelas tidak. Para pemuda Palestina secara spontan bangkit melawan, karena setiap hari menyaksikan kejahatan Israel, pendudukan atas tanah mereka, agresi ke Masjid Aqsa, penghinaan terhadap kaum wanita Palestina, dan gugurnya putra-putra negeri mereka.

Kami tujukan ultimatum ini kepada Barnea: ”Rezim ringkih kalian tidak mampu mendirikan kemah seperti yang dilakukan para pemuda Hizbullah di wilayah Lebanon dan perbatasan gabungan Tanah Pendudukan. Hizbullah dengan bantuan para pemuda yang beriman kepada Tuhan dan norma suci di Tepi Barat, telah membuat kalian lemah dan mengalahkan pasukan kalian lebih dari satu kali. Dengan rapor semacam ini, bagaimana bisa kalian memberanikan diri untuk mengancam para petinggi Iran di Teheran? Kalian dengan tangan sendiri menyalakan api yang tidak bisa kalian padamkan. Sebab itu, sebaiknya kalian berkonsultasi dengan psikolog sebelum kalian menceracau. Jelas bahwa sesumbar ini berpangkal pada gangguan kejiwaan kalian. Jika tidak, tentu kalian tidak akan menggali kubur kalian dengan tangan sendiri.”

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *