Loading

Ketik untuk mencari

Opini Palestina

Epos Syahid yang Hidup: Dari Yahya ke Yahya Sinwar

Kemunculan Yahya al-Sinwar Bikin Syok para Pimpinan Israel

POROS PERLAWANAN – Sejarah bukanlah sekadar satu titik yang berhenti pada peristiwa tertentu; ia adalah proses yang terus mengalir. Dalam arus waktu, terdapat pasang surut, kejayaan, dan kemunduran. Namun, sejarah tidak pernah terperangkap dalam peristiwa tunggal. Sebagaimana sejarah, sosok-sosok besar pun mewariskan jejak yang melintasi masa. Salah satunya adalah Yahya Sinwar, Komandan tangguh Hamas, yang telah beberapa kali diklaim tewas oleh Zionis. Meski begitu, ia kemarin berdiri tegak, berhadapan langsung dengan tentara Zionis, bukan di luar Gaza, juga bukan di dalam terowongan bawah tanah.

Mengapa seorang ibu Palestina memberi nama Yahya, seorang nabi dari Bani Israil, kepada anaknya? Bukankah Nabi Yahya sudah tiada? Bukankah kepalanya telah dipenggal dan dijadikan hadiah untuk Salome, putri dari Herodias, wanita durjana dari Bani Israil?

Sejarah hidup Nabi Yahya tidak berhenti pada kematiannya. Yahya (a.s) adalah seorang nabi dan keturunan nabi. Doa ayahnya, Zakaria (a.s), kepada Tuhan di usia senja, dengan penuh keyakinan pada kuasa Tuhan, menggambarkan bagaimana segalanya ada di tangan Tuhan: “Dan Zakaria, ketika ia berdoa kepada Tuhannya: ‘Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku sendiri dan Engkaulah sebaik-baik pewaris’.” (QS. Al-Anbiya:89)

Doa Zakaria dikabulkan, dan kabar gembira tentang kelahiran seorang putra datang dari Tuhan dengan nama yang dipilih di langit: “Sesungguhnya Allah memberi kabar gembira kepadamu dengan Yahya, yang membenarkan kalimat dari Allah, seorang pemimpin, serta orang yang terjaga, dan seorang nabi dari orang-orang yang saleh.” (QS. Al-Imran:39)

Kabar ini begitu mengejutkan Zakaria hingga ia bertanya: “Ya Tuhanku, bagaimana mungkin aku memiliki seorang anak, sedangkan aku telah tua dan istriku mandul?” Namun Tuhan menjawab: “Demikianlah, Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Al-Imran:40)

Nama Yahya yang berarti “hidup” datang dengan takdir untuk menjadi pemimpin, bahkan meski kepala fisiknya dipenggal. Seperti yang dikisahkan oleh Imam Zainal Abidin (a.s), Imam Husein (a.s) mengingat Yahya sepanjang perjalanan ke Karbala, mengatakan: “Dunia begitu rendah di sisi Allah, hingga kepala Yahya bin Zakaria dihadiahkan kepada seorang wanita durjana dari Bani Israil.” Ucapan ini menggambarkan betapa rendahnya dunia materi di hadapan kehidupan yang lebih abadi, kehidupan yang diwakili oleh nama Yahya.

Lalu mengapa seorang ibu Palestina memilih nama ini untuk anaknya? Mengapa Yahya Sinwar begitu terpesona oleh Ali bin Abi Thalib (a.s) dan Husein bin Ali (a.s)? Bukankah kekaisaran Bani Umayyah dan Bani Abbas berupaya keras untuk memadamkan warisan para Imam? Meski begitu, sejarah terus melahirkan pemimpin-pemimpin yang membawa jejak Yahya dan para Imam. Siapakah yang mengendalikan roda sejarah sehingga sosok seperti Yahya Sinwar muncul di Palestina, tempat di mana pertarungan antara kebenaran dan kebatilan tak kunjung usai?

Surat kabar Wall Street Journal melaporkan tentang pesan-pesan Yahya Sinwar kepada para pemimpin Hamas. Dalam pesan-pesan itu, terlihat jelas semangat ketahanan dan keyakinan yang mendalam. Salah satu suratnya berbunyi: “Kita harus melanjutkan jalan yang telah kita mulai… atau biarkan Karbala baru terjadi”.

Dalam banyak kesempatan, Sinwar merujuk pada Karbala sebagai lambang ketidakpatuhan terhadap tirani dan kesetiaan terhadap keadilan. “Tidak ada negosiasi,” tegasnya, “kita akan menang atau Karbala akan terjadi.”

Pernyataannya yang lain mengungkap tekad yang kuat: “Apakah dunia mengharapkan kami untuk berperilaku baik saat kami dibunuh? Apakah mereka ingin kami diam ketika disembelih? Itu tidak mungkin. Kami telah memutuskan untuk melawan dan membela rakyat kami dengan segala yang kami miliki.”

Kehidupan dan kematian Yahya mengajarkan kita untuk melihat melampaui batasan material. Apa yang Tuhan kehendaki melalui keajaiban kelahiran dan syahidnya Yahya? Mengapa Tuhan memberi Yahya kepada Zakaria di usia tuanya, hanya untuk memberinya syahid yang begitu tragis namun menggugah? Mengapa Imam Husein (a.s) terus-menerus menyebut Yahya? Dan bagaimana nama Yahya, yang hidup dalam sejarah, dapat kembali muncul pada seorang anak Palestina, yang kini mengikuti jejak keberanian Imam Husein (a.s)?

Yahya tidak datang untuk mati, melainkan untuk tinggal dan menghidupkan semangat perlawanan dalam api materialisme yang membakar dunia. Yahya membawa kabar gembira dari Isa (a.s), dan Isa membawa kabar dari Nabi terakhir. Takdir dunia telah ditetapkan bahwa Isa akan kembali bersama Imam Mahdi (a.s), memimpin pasukan para syuhada.

Tidak, syahid tidak mati—mereka menghidupkan kembali dunia yang sudah mati. “Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup di sisi Tuhannya mendapat rezeki.” (QS. Ali ‘Imran:169)

Referensi:
1. Al-Qur’an, Surah Al-Anbiya, Ayat 89.
2. Al-Qur’an, Surah Al-Imran, Ayat 39-40.
3. Nahjul Balaghah (Koleksi Khotbah dan Ucapan Imam Ali a.s, Khotbah 3 atau 5, edisi bervariasi).
4. Wall Street Journal (2024), Hamas Leader Yahya Sinwar Studied Israel in Mission to Topple It
5. The Time of Israil: Hamas’s Sinwar said to laud high civilian death toll in Gaza as ‘necessary sacrifice’
6. Jewishnews: October 7 Mastermind Yahya Sinwar Chosen to Replace Haniyeh as Hamas Leader
7. Injil, Markus 6:17-28 dan Matius 14:3-11: Menggambarkan kematian Nabi Yahya, putri Herodias (Salome).
Menurut Injil, Herodias adalah istri Herodes Antipas, yang mendendam terhadap Nabi Yahya (John the Baptist) karena menentang pernikahan mereka yang tidak sah. Dalam Injil Markus 6:17-28 dan Matius 14:3-11, Salome menari di depan Herodes Antipas pada pesta ulang tahunnya, dan sebagai hadiah, atas saran ibunya, ia meminta kepala Nabi Yahya. Herodes, meskipun enggan, memerintahkan agar Nabi Yahya dipenggal dan kepalanya diberikan kepada Salome di atas piring, yang kemudian diberikan kepada Herodias. [PP/MT]

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *