Loading

Ketik untuk mencari

Eropa

Gelombang Protes Meluas, Polisi Prancis Tahan 700 Pengunjuk Rasa

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, polisi Prancis telah menangkap lebih dari 700 pengunjuk rasa saat gelombang protes terus mengguncang negara Eropa itu untuk malam kelima berturut-turut atas kematian seorang remaja Afrika yang ditembak polisi.

Kementerian Dalam Negeri Prancis menyatakan pada Minggu bahwa klaim awal mereka atas 486 pengunjuk rasa yang ditangkap semalam telah meningkat menjadi 719, tetapi bersikeras bahwa jumlah penangkapan yang menurun -dibandingkan dengan 1.300 malam sebelumnya- merupakan indikasi bahwa keadaan mulai tenang.

Namun, media lokal secara luas melaporkan bahwa ketegangan tetap tinggi ketika otoritas Prancis mengerahkan puluhan ribu pasukan polisi di Ibu Kota Paris dan kota-kota besar lainnya untuk memadamkan kerusuhan.

Di selatan Paris, para pengunjuk rasa menabrakkan mobil ke rumah Wali Kota, melukai istri dan salah satu anaknya.

Wali Kota Vincent Jeanbrun dari kota L’Hay-les-Roses menulis di sebuah posting Twitter bahwa pengunjuk rasa “menabrakkan mobil” ke rumahnya sebelum “membakarnya” saat keluarganya tidur.

“Istri saya dan salah satu anak saya terluka,” tambahnya.

Kematian Nahel M pekan lalu, seorang bocah Arab keturunan Aljazair yang dibunuh oleh polisi Prancis selama pemeriksaan lalu lintas, memicu protes kekerasan dan bentrokan di Paris dan kota-kota lain untuk melawan rasisme sistemik dan kebrutalan polisi.

Rekaman kejadian menunjukkan bahwa salah satu dari dua petugas polisi yang menghentikan mobil Nahel menembakkan senjatanya ke pengemudi sementara dia tampaknya tidak menghadapi ancaman langsung.

Petugas tersebut dlaporkan menghadapi penyelidikan dan ditempatkan dalam penahanan awal.

Malam kekerasan berturut-turut di seluruh Prancis telah mendorong para pejabat untuk melancarkan tindakan keras, memobilisasi sekitar 40.000 petugas polisi untuk berpatroli di kota-kota, dan menangkap ribuan pengunjuk rasa, menurut angka yang diumumkan oleh Kementerian Dalam Negeri Prancis.

Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerard Darmanin mengatakan bahwa di Paris saja, 5.000 personel keamanan dikerahkan. Petugas diberi wewenang untuk memadamkan kerusuhan, melakukan penangkapan, dan “memulihkan ketertiban republik”.

Presiden Prancis, Emanuel Macron terpaksa menunda kunjungan kenegaraannya ke Jerman untuk mengawasi tindakan keras terhadap pengunjuk rasa saat remaja yang terbunuh itu dimakamkan.

Sebelumnya, Macron bergegas kembali ke Paris dari KTT Uni Eropa untuk mengambil bagian dalam pertemuan krisis.

Macron menyarankan orangtua untuk menahan anak muda di dalam rumah mereka pada malam hari untuk menghindari penangkapan dan bentrokan dengan polisi.

Pada Jumat, dia menyalahkan media sosial karena memicu protes dengan mengatakan bahwa sepertiga dari mereka yang ditangkap selama protes adalah “sangat muda” dan “mabuk” oleh video game.

Dia mendesak platform media sosial untuk menghapus “konten sensitif” yang terkait dengan protes dan memberikan identitas pengunjuk rasa kepada penegak hukum yang menggunakan “jejaring sosial untuk menyerukan kekacauan atau untuk memperburuk kekerasan”.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *