Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Haaretz: Gaza Ungguli Israel dalam Konfrontasi Terbaru

Haaretz: Gaza Ungguli Israel dalam Konfrontasi Terbaru

POROS PERLAWANAN – Harian Haaretz dalam laporannya pada Jumat 5 Mei membahas konfrontasi terbaru Gaza vs Israel pada Selasa lalu serta serangan rudal Perlawanan Palestina ke permukiman-permukiman Zionis. Harian sayap kiri ini mengakui, prediksi serta rencana-rencana Hamas dan Jihad Islam berjalan sukses dalam konfrontasi tersebut.

Dikutip Fars dari Shehab News, Haaretz menyatakan bahwa faksi-faksi Perlawanan di Gaza memahami dengan baik kadar kemampuan Israel dalam menanggapi serangan rudal. Serangan rudal Gaza dilakukan setelah gugurnya Khidr Adnan di penjara Israel usai mogok makan selama 86 hari.

Menurut Haaretz, Hamas memutuskan untuk merilis statemen atas nama ruang komando bersama di Gaza. Dengan demikian, penembakan roket dari Gaza dilakukan atas koordinasi Hamas dengan Jihad Islam.

“Estimasi Pemimpin Hamas di Gaza, Yahya al-Sinwar dan Komandan Izzuddin al-Qassam, Muhammad al-Dhaif terkait cara respons Israel terhadap serangan roket terbukti tepat, yaitu (bahwa respons Israel) terbatas dan ringkas. Di lain pihak, Jihad Islam menyatakan harus membalas kematian Khidr Adnan dan mewujudkannya”, tulis Haaretz.

Haaretz menulis bahwa konfrontasi tersebut berlangsung selama 27 jam, yang berakhir setelah dimediasi Badan Intelijen Mesir. Dalam konfrontasi tersebut, lebih dari 100 roket dan mortir ditembakkan ke permukiman-permukiman Zionis. Serangan itu melukai sedikitnya 7 orang Zionis, sementara satu warga Palestina di Gaza gugur dan 5 warga lainnya terluka.

Harian ini menyatakan bahwa berbeda dengan Rezim terdahulu, Kabinet Benyamin Netanyahu tidak merilis statemen apa pun terkait serangan roket Gaza. Padahal orang-orang Zionis terus mengikuti statemen-statemen Hamas dan Jihad Islam dengan saksama. Mereka baru mengetahui kabar gencatan senjata setelah Tentara Israel merilis statemen terkait hal ini.

“Saat Pemerintahan sekarang berstatus sebagai oposisi, ia selalu menuduh Pemerintahan Naftali Bennett dan Yair Lapid lemah serta pasif di hadapan Hamas. Ia kerap berjanji akan melakukan ini dan itu jika berkuasa. Namun 4 bulan setelah Kabinet Netanyahu berkuasa, satu serangan besar rudal dari Gaza, Lebanon, dan Suriah, ditambah satu lagi dari Gaza, dilancarkan, tapi tidak ada yang berubah, berlawanan dengan apa yang telah dijanjikan”, tulis Haaretz.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *