Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Hamas Kecam UEA yang Izinkan Presiden Israel Kunjungi Abu Dhabi di Tengah Kejahatan Rezim Kriminal atas Rakyat Palestina

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Gerakan Perlawanan Hamas Palestina mengecam Uni Emirat Arab (UEA) karena mengizinkan Presiden Israel, Isaac Herzog berkunjung ke Abu Dhabi pada saat yang sama rezim pendudukan melanjutkan kejahatannya terhadap Palestina.

Pada Minggu pagi, Herzog tiba di UEA dalam kunjungan pertama sepanjang sejarah, lebih dari setahun setelah Abu Dhabi dan Tel Aviv menandatangani perjanjian normalisasi yang ditengahi AS.

Sebelum berangkat ke UEA, presiden Israel mengatakan bahwa dia akan bertemu dengan petinggi UEA atas undangan pribadi Putra Mahkota Abu Dhabi, Mohammed bin Zayed Al Nahyan, mengklaim bahwa dia membawa “pesan perdamaian ke seluruh wilayah”.

Herzog juga akan mengunjungi Expo 2020 di Dubai.

Dalam perjalanan ke UEA, pesawat Herzog terbang melintasi wilayah udara Arab Saudi, yang menurut Herzog menjadi “benar-benar momen yang sangat mengharukan”.

Kemudian pada hari itu, Hamas dalam sebuah pernyataan mengutuk UEA karena mengizinkan kunjungan semacam itu, menekankan sekali lagi penolakan kerasnya terhadap semua bentuk normalisasi dengan rezim pendudukan dan para pemimpinnya.

Hamas, yang pernyataannya dibawakan oleh Pusat Informasi Palestina, mengatakan bahwa kunjungan semacam itu terjadi saat rezim Israel terus-menerus melanggar hak-hak rakyat Palestina di al-Quds Timur yang diduduki, Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza yang terkepung.

Gerakan Perlawanan Palestina juga memperingatkan bahwa penerimaan para pemimpin Israel di negara-negara Arab akan mendorong Israel untuk melakukan lebih banyak kejahatan terhadap warga Palestina.

Hamas juga menyerukan untuk meninggalkan “jalan normalisasi yang hanya melayani kepentingan Zionis di Kawasan dan bertentangan dengan kepentingan nasional negara-negara dan masyarakat Arab dan Muslim”.

Rezim Israel baru-baru ini mengumumkan akan membantu UEA, mendukung tindakan militernya terhadap Yaman.

Pada 18 Januari, Israel menawarkan dukungan keamanan dan intelijen kepada UEA terkait serangan balasan pesawat tak berawak dari Yaman.

Sejak mereka menyetujui apa yang disebut Kesepakatan Abraham di Gedung Putih pada Agustus 2020, Israel dan UEA telah menandatangani serangkaian kesepakatan di berbagai bidang, mulai dari pariwisata hingga penerbangan dan layanan keuangan.

Para petinggi Israel telah beberapa kali mengunjungi UEA, dan Perdana Menteri Naftali Bennett adalah pejabat paling senior yang berkunjung bulan lalu.

Pada saat itu, Gerakan Perlawanan Jihad Islam Palestina mengutuk keras pejabat UEA karena menerima Bennett, menekankan bahwa setiap normalisasi dan aliansi dengan rezim Tel Aviv sama dengan “pengkhianatan terhadap Palestina”.

“Penerimaan terhadap Bennett akan membantu rezim kriminal [Israel] meningkatkan keamanannya dan akan menjadi upaya untuk melegitimasi keberadaan palsu rezim, mencuci tangan yang ternoda darah anak-anak Palestina dan orang-orang yang tidak bersalah, dan membebaskan para pembunuh dan teroris Israel dari kejahatan mereka terhadap seluruh bangsa Palestina,” kata Gerakan itu dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Senin.

Israel membuka misi diplomatiknya di Abu Dhabi pada Juni tahun lalu, dan kurang dari sebulan kemudian UEA secara resmi membuka misinya sendiri di wilayah Palestina yang diduduki Israel.

Palestina, yang memperjuangkan negara merdeka di Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza dengan al-Quds Timur sebagai Ibu Kotanya, memandang kesepakatan normalisasi dengan Israel sebagai pengkhianatan terhadap tujuan mereka.

Seorang anggota Komite Sentral Gerakan Fatah Palestina bahkan telah menyarankan bahwa UEA harus dikeluarkan dari Liga Arab karena normalisasi dengan Israel.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *