Hizbullah Catat Rekor Spektakuler: Gempur Israel 48 Kali dalam 24 Jam
POROS PERLAWANAN– Dikutip Mehr dari Pusat Informasi Perang Perlawanan Lebanon, Hizbullah dalam beberapa statemennya mengumumkan telah menargetkan sejumlah pangkalan Israel dengan rudal.
“Para pejuang Perlawanan telah menggempur pangkalan Beit Hillel dengan rudal,” demikian diumumkan Hizbullah.
Permukiman Zionis Qatsrin di Golan adalah salah satu kawasan yang menjadi target serangan rudal Perlawanan Lebanon.
Kanal 12 Israel membenarkan kabar serangan rudal Hizbullah ke Golan. Stasiun televisi ini mengumumkan, 10 rudal ditembakkan dari Lebanon ke kawasan tersebut, namun sirene tanda bahaya tidak berkumandang sama sekali.
Operasi ke-48 Hizbullah pada hari Jumat kemarin menargetkan permukiman Kiryat Shmona di utara Tanah Pendudukan dengan serangan rudal.
Sebelum operasi ke-48 tersebut, harian israel Hayom menyatakan bahwa gelombang serangan Hizbullah itu terjadi untuk pertama kalinya sejak awal perang. Israel Hayom memberitakan bahwa dalam hari Jumat kemarin saja, Hizbullah telah melancarkan 47 serangan ke Israel.
Sementara itu, al-Alam melaporkan bahwa berita-berita yang dipublikasikan media-media Zionis pada hari Jumat kemarin berkaitan dengan meningkatnya statistik kerugian Militer Israel, terutama di front utara.
Menurut jurnalis al-Alam, media-media Zionis mendeskripsikan berita-berita tersebut “sulit”, sebab memicu refleksi luas di front-dront domestik Israel di level politik, keamanan, dan sosial.
Media-media Zionis memberitakan tewasnya 10 serdadu Israel. Lima dari mereka adalah perwira Pasukan Khusus Israel di perbatasan Lebanon, sementara sisanya adalah para serdadu yang tersebar di berbagai kawasan perbatasan.
Al-Alam melaporkan, tiap harinya puluhan serdadu yang terluka dibawa ke rumah sakit. Pada hari Jumat kemarin saja, beberapa helikopter dikerahkan hanya untuk mengevakuasi para serdadu Israel yang tewas atau terluka.
Sumber-sumber Ibrani dan media mengakui, angka serdadu Zionis yang tewas dan terluka di perbatasan Lebanon sangat tinggi. Besarnya kerugian ini dianggap bisa memicu dampak berat untuk Israel di level politik dan keamanan.