Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

IDF Akui Serangan Udaranya Tewaskan Satu lagi Tawanan Israel

IDF Akui Serangan Udaranya Tewaskan Satu lagi Tawanan Israel

POROS PERLAWANAN– Militer Israel (IDF) pada Jumat 9 Februari mengumumkan, satu lagi tawanan Israel di Gaza bernama Yossi Sharabi tewas dalam sebuah serangan udara.

Diberitakan Fars, IDF menyatakan bahwa kemungkinan Sharabi berada di gedung dekat salah satu tempat yang dibombardir jet-jet Israel dan “terbunuh secara kebetulan.”

Menurut statemen IDF, serangan jet-jet tempur Israel ke sejumlah titik telah menyebabkan runtuhnya gedung tempat Sharabi ditahan.

IDF juga mengeklaim, ada kemungkinan bahwa Sharabi dibunuh oleh Hamas. Menurut IDF, tanpa adanya jasad Sharabi, tidak bisa dipastikan seratus persen apa yang menyebabkan kematiannya.

Sekitar 3 pekan lalu, Hamas mengumumkan bahwa Sharabi (53 tahun) dan seorang tawanan Israel lain bernama Itai Svirsky (38 tahun) tewas akibat serangan udara Israel.

Kematian 2 tawanan Israel ini diumumkan via video oleh seorang tawanan yang ditahan bersama mereka, namun ia berhasil selamat dari serangan tersebut.

Noa Argamani (26 tahun) dalam video itu mengatakan,”Saya berada di sebuah gedung ketika menjadi target serangan udara Israel dengan sebuah jet F-16.”

“3 roket ditembakkan. 2 meledak, tapi satunya tidak meledak. Kami bersama prajurit al-Qassam berada di dalam gedung tersebut: saya, Itai Svirsky, dan Yossi Sharabi.”

“Setelah gedung terkena serangan, kami semua berada di bawah reruntuhan. Prajurit al-Qassam menyelamatkan nyawa saya dan Itai, namun sayangnya kami tidak bisa menyelamatkan Yossi.”

“Beberapa hari kemudian, saya dan Itai dipindahkan ke tempat lain. Saat kami dipindah, Itai menjadi target serangan dan kali ini nyawanya tidak terselamatkan.”

Pada 7 Februari lalu, IDF mengumumkan bahwa 25 persen tawanan di Gaza telah tewas.

Meski begitu, New York Times melaporkan bahwa angka sebenarnya bisa lebih tinggi. Harian AS ini menyatakan, jumlah tawanan yang kematian mereka sudah dikonfirmasi adalah 32 orang dan mungkin 50 orang. Nw York Times sendiri tidak menyinggung penyebab kontradiksi dalam statistik ini.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *