Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Irak Tolak Tegas Normalisasi, Ben Gurion Gemetar di Kuburnya

Irak Tolak Tegas Normalisasi, Ben Gurion Gemetar di Kuburnya

POROS PERLAWANAN – Di tahun 1948, PM Israel saat itu, Ben Gurion mengatakan, selama tentara-tentara Arab, yang mencakup Mesir, Irak, dan Suriah, masih ada, Israel tidak bisa stabil dan merasa aman.

Dilansir al-Alam, Mesir sudah keluar dari medan sejak 40 tahun lalu, meski sebenarnya masih punya potensi untuk melawan Israel dan mempertahankan eksistensinya. Sedangkan Suriah masih tetap tegak berdiri, kendati didera perang dan krisis yang dirancang untuk menyingkirkannya atau membuatnya menyerah dalam memerangi Zionis. Sekarang giliran Irak yang dirongrong oleh orang-orang yang menjual diri kepada kaum imperialis dan dolar-dolar mereka.

Konferensi Arbil sama sekali tidak berkaitan dengan Irak, namun hanya ibarat sebuah nada yang keliru dalam orkestra yang dimainkan Irak. Irak menolak keras proyek normalisasi, yang dibuktikan dengan statemen bangsanya, baik Syiah maupun Sunni.

Para ulama panutan Irak secara tegas mengumumkan penolakan terhadap upaya untuk menyeret Irak ke rawa normalisasi. Tokoh seperti Muqtada Sadr juga menegaskan, Irak tidak bakal menerima normalisasi.

Di sisi lain, Dewan Wakaf Ahlussunnah Irak juga mengutuk usaha untuk menggabungkan Irak dalam antrean normalisasi. Bahkan Presiden Irak bersikap keras terhadap Konferensi Arbil. Ia menyatakan, konferensi itu tak ada kaitannya dengan sikap resmi Baghdad.

Kenapa harus Irak? Sebab dengan jatuhnya Irak, Iran akan menemui penghalang. Mimpi Israel adalah mengeluarkan Irak dari Poros Perlawanan dan memasukkannya ke barisan para pelaku normalisasi.

Irak adalah pusat titik berat geografis, politis, sejarah, dan peradaban Arab. Bergabungnya Irak dengan kereta normalisasi akan mendorong negara-negara Arab lain mengekornya.

Kali ini, konspirasi para penyeru normalisasi telah dimentahkan berkat kewaspadaan ulama, Parlemen, politisi, dan cendekiawan Irak. Namun, ini tidak berarti bahwa para konspirator ini akan menghentikan upaya mereka. Kali ini mereka masuk melalui celah para kaki tangan AS. Kali berikutnya, mereka akan mencoba masuk dari celah-celah lain untuk menjauhkan Irak dari norma-norma orisinalnya.

“Apa dosa Irak sehingga harus dihukum karena isu di luar dirinya? Apa manfaat yang diperoleh Irak dari bergabung dengan Poros Perlawanan? Bukankah sebaiknya Irak bergabung dengan negara-negara yang telah menikmati kesejahteraan dari AS?”

Ini adalah suara-suara yang terus dikumandangkan siang malam. Namun kita harus tahu bahwa selama Suriah dan Irak tetap teguh membela Palestina, Ben Gurion tidak akan terbaring tenang di kuburnya. Ketakutan akan kehancuran Israel juga akan selalu menghantui para petingginya.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *