Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Kabinet Netanyahu di Ambang Keruntuhan, Pemilu akan Diadakan Lagi?

Kabinet Netanyahu di Ambang Keruntuhan, Pemilu akan Diadakan Lagi?

POROS PERLAWANAN – Belum apa-apa, Kabinet Benyamin Netanyahu sudah berada di bibir jurang keruntuhan. Sebagian pihak bahkan membicarakan kemungkinan diadakannya Pemilu kembali.

Selain gelombang protes terhadap Netanyahu dalam beberapa pekan terakhir di jalanan Tel Aviv dan sejumlah kota lain, Kabinet Israel juga terancam bubar, menyusul keputusan Mahkamah Agung Israel yang menempatkan Netanyahu dalam posisi sulit.

Fars melaporkan bahwa Mahkamah Agung Israel pada Rabu pekan lalu menyatakan Pemimpin Partai Shas, Aryeh Deri tidak layak menjadi bagian dari Kabinet lantaran statusnya sebagai terdakwa. Keputusan ini mendapatkan suara 9 hakim dari total 10 hakim.

Saat ini, Deri adalah Mendagri dan Menkes Israel. Mengingat bahwa Kabinet-kabinet di Israel dibentuk berdasarkan aliansi para partai di Knessett, Partai Shas mengancam akan keluar dari Kabinet jika Netanyahu memenuhi instruksi Mahkamah Agung dan memecat Deri.

Shas memiliki 11 kursi di Parlemen. Jika partai ini akan keluar dan Kabinet dan aliansi, Netanyahu akan kehilangan mayoritas di Knessett, yang saat ini berjumlah 64 kursi dari total 120 kursi. Jika ini terjadi, Kabinetnya akan runtuh dan Pemilu harus dilangsungkan kembali.

Al-Arabi al-Jadid memberitakan bahwa ancaman Shas terhadap Netanyahu sudah dimulai. Menteri Kesejahteraan Israel dari Shas, Yaa’kov Margi menanggapi keputusan Mahkamah Agung dengan mengatakan, ”Netanyahu tahu bahwa keputusan memecat Deri berarti runtuhnya Pemerintahan saat ini. Saya di Dewan Pimpinan Partai Shas menyarankan agar partai kita keluar dari Pemerintahan jika Deri dipecat.”

Krisis di Kabinet Netanyahu tak berhenti sampai di sini. Bahkan ia sendiri pun berisiko dinyatakan tidak layak dan disingkirkan dari posisi Perdana Menteri. Stasiun televisi KAN melaporkan bahwa Kantor Kejaksaan Umum telah berpikir untuk memulai tindakan demi menolak kelayakan Netanyahu, karena dia telah menyalahgunakan kekuasaan.

Sebelum ini, Netanyahu berusaha menggunakan kekuasaannya untuk membuat sejumlah perubahan di sistem peradilan, agar ia bisa mengurangi kekuatan Mahkamah Agung dan membatalkan keputusan-keputusannya. Meski demikian, Kejaksaan Umum Israel berusaha menyingkirkan Netanyahu sebelum ia bisa membuat perubahan-perubahan tersebut.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *