Loading

Ketik untuk mencari

Suriah

Kelompok Teroris al-Nusra Siapkan Roket Hulu Ledak Beracun dan Plot Serangan Kimia untuk Sudutkan Damaskus

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Kelompok teroris Takfiri Jabhat Fateh al-Sham, sebelumnya dikenal sebagai Front al-Nusra, dilaporkan telah mentransfer roket dengan hulu ledak beracun ke provinsi Idlib dan Hama di Suriah dalam apa yang diharapkan menjadi plot untuk serangan kimia “bendera palsu” lainnya, untuk mempersalahkan Pemerintah Damaskus.

Mengutip sumber-sumber lokal di Idlib, kantor berita SANA yang dikelola Pemerintah melaporkan pada Sabtu kemarin bahwa kelompok teroris bersama dengan para ahli asing telah mengirimkan roket dengan muatan gas ke daerah-daerah garis depan di pedesaan Idlib dan Hama.

Sumber tersebut mengatakan kepada SANA bahwa teroris Jabhat al-Nusra membuat modifikasi roket buatan lokal dan mengisi hulu ledak dengan gas klorin dan sarin, dengan bantuan ahli Prancis dan Belgia dan warga negara Maroko.

Laporan itu mengatakan bahwa proses modifikasi memakan waktu hampir dua minggu, menambahkan bahwa delapan roket diangkut dalam dua ambulans milik organisasi kemanusiaan “Helm Putih” di daerah Gunung Zawiya dan kota Jisr al-Shughur di selatan Idlib serta al-Ghab di pedesaan Hama.

“Roket kemungkinan akan digunakan oleh kelompok teroris untuk menuduh tentara Arab Suriah menggunakan senjata yang dilarang secara internasional,” sumber tersebut menggarisbawahi.

Suriah telah dicengkeram oleh militansi yang didukung asing sejak Maret 2011. Damaskus mengecam Pemerintah Barat dan sekutu regional mereka yang membantu kelompok teroris di sana.

Kelompok White Helmets, yang mengaku sebagai LSM kemanusiaan, dikenal karena koordinasinya dengan kelompok teror di Suriah untuk melakukan serangan kimia bertahap dalam upayanya memfitnah Pemerintah Suriah dan membuat dalih untuk serangan militer oleh koalisi militer pimpinan AS yang telah hadir di Suriah sejak 2014.

Pada 14 April 2018, AS, Inggris, dan Prancis melakukan serangkaian serangan udara terhadap Suriah atas dugaan serangan senjata kimia di kota Douma, yang terletak sekitar 10 kilometer timur laut Ibu Kota Damaskus.

Dugaan serangan itu dilaporkan oleh White Helmets, yang menerbitkan video yang menunjukkan mereka konon merawat para penyintas. Washington dan sekutunya menyalahkan Damaskus atas serangan Douma, tuduhan yang ditolak keras oleh Pemerintah Suriah.

Pemerintah dan media-media Barat telah berulang kali menuduh Pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia terhadap warganya sendiri dalam perang melawan teroris.

Padahal, Suriah telah menyerahkan persediaan senjata kimianya pada tahun 2014 ke misi bersama yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW), yang mengawasi penghancuran persenjataan tersebut.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *